Siarpedia.com, Yogyakarta – Akhir-akhir ini kualitas moralitas yang terjadi pada remaja semakin memprihatinkan. Mirisnya lagi korban sebagian besar adalah remaja putri. Karena itu, kewaspadaan orang tua kepada anak putrinya penting, serta perlu ditingkatkan lagi. Persoalan pergaulan bebas sudah merajalela ke generasi muda, seperti Lesbian, Gay, Biseksual dan Trasgender (LGBT), pornografi maupun berbagai penyimpangan seksual lain.
Dengan adanya fenomena tersebut, mendorong Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 026 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Nawari Ismail MAg bersama mahasiswa KKN UMY memberikan workshop literasi etika pergaulan dan pendidikan seks sehat. Acara diselenggarakan di Dusun Juwono, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Nawari juga menyampaikan dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak harus melihat kondisi dan tahap perkembangan anak. Itu agar anak bisa memahami dan menyerap apa yang telah disampaikan atau diajarkan dari orang tuanya. Selain itu juga orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anaknya sejak dini. Masyarakat harus sadar akan pentingnya etika dalam bergaul, nantinya tidak terjadi perilaku menyimpang norma dan agama.
Kemala Hayati, yang menjadi anggota kelompok KKN 026 UMY berpendapat remaja sebagai generasi emas yang memiliki segala gudang ilmu demi meraih masa depan yang cermerlang dan terjauh dari berbagai perilaku menyimpang norma maupun agama. Akan tetapi saat ini remaja malah lebih tergiur dengan perilaku menyimpang norma maupun agama, misalnya pacaran, free sex dan sebagainya. Mereka dengan mudahnya terpengaruh dari teman, dan media sosial.
Dengan adanya literasi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat Juwono sadar akan bahayanya perilaku menyimpang norma maupun agama ketika mereka tidak mengetahui etika dalam bergaul dan pentingnya penerapan sejak dini tentang pendidikan seks bagi anaknya. Adanya workshop juga sebagai bentuk kewaspadaan bagi kita semua, dan bagi mereka yang berperan sebagai orang tua perlu memberi perhatian lebih kepada tingkah laku anak mereka. (*)