Pembuatan Tempe Bungkus Daun Awar-Awar Butuh Perhatian  

Pembuatan Tempe Bungkus Daun Awar-Awar Butuh Perhatian   
Pembuatan Tempe Bungkus Daun Awar-Awar Butuh Perhatian

Siarpedia.com, Gunungkidul – Kelompok 45 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melakukan pengabdian pada masyarakat di Padukuhan Mranggen Candirejo Semanu Gunungkidul dengan program kerja digitalisasi marketing UMKM pembuatan Tempe bungkus Daun Awar-awar.

 

UMKM yang dikelola warga setempat ini sudah berdiri selama 11 tahun, namun  masih dijalankan dengan cara tradisional. Awal mula tercetus ide membungkus tempe dengan daun awar-awar karena saat musim kemarau warga kesulitan mendapatkan bahan untuk membungkus tempe dengan daun pisang atau jati. Penggunaan Daun Awar-awar masih jarang digunakan sebagai media pembungkus tempe.

 

Selain mudah ditemui, penggunaan daun awar-awar untuk membungkus tempe tidak begitu mempengaruhi cita rasa dari tempe itu sendiri. Biaya produksinya pun tidak jauh berbeda dibandingkan dengan daun pisang atau jati. “Kesadaran kami dalam kepedulian isu lingkungan dan gerakan hijau juga membuat kami tertarik menyoroti penggunaan daun Awar-Awar sebagai kemasan dari produk pangan,” kata Pipin Yuliyanto, ketua KKN 45.

 

UMKM ini terbentuk atas dasar ketelatenan warga demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya mahasiswa KKN disini dan kami berharap dapat memberikan pengetahuan berupa pelatihan ataupun penyuluhan pada pelaku UMKM,”

 

Kepala Dukuh Mranggen Rumiyanti senang dengan kehadiran mahasiswa KKN 45 UMBY. Ia mengaku, sebelumnya Padukuhan Mranggen belum pernah mendapat pelatihan apapun. “UMKM ini terbentuk atas dasar ketelatenan warga demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya mahasiswa KKN disini dan kami berharap dapat memberikan pengetahuan berupa pelatihan ataupun penyuluhan pada pelaku UMKM,” ungkapnya.

 

Baca Juga ; KKN 70 UMBY Latih Warga Jasem Buat Pupuk Fermentasi  

 

Walaupun sudah berjalan lama, sayangnya UMKM ini belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Produksi yang masih dijalankan dengan manual tanpa bantuan alat, keterbatasan biaya untuk produksi Tempe Awar-Awar selaras dengan harga penjualan produk yang tergolong murah, yaitu Rp 250/pcs. Hal tersebut yang membuat mahasiswa lebih berfokus pada digitalisasi marketing guna memecahkan permasalahan pelaku UMKM ini. (*)

 

(tim siarpedia.com)

 

Tinggalkan Balasan