Pejuang Muda bagian Laboratorium Sosial Bagi Mahasiswa

Siarpedia.com, Yogyakarta – Pejuang muda merupakan laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret di masyarakat. Selain itu pejuang muda adalah bagian dari Kampus Merdeka yang berada dibawah naungan Kementerian Sosial, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang dapat diikuti oleh setiap mahasiswa Indonesia.
Salah satu mahasiswa UNY yang berkesempatan mengikutinya adalah Aulia Nishful Laila dari prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan yang ditempatkan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Gadis kelahiran Sragen 6 Januari 2000 tersebut mengisahkan pada awalnya mendaftar untuk lokasi Sleman. “Namun pada saat pengumuman saya mendapatkan penempatan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan” ungkapnya
Baca Juga ; Guru Harus Kuasai Subyek Pembelajaran dan Teknologi
Sempat takut dan ingin mundur dari program ini karena belum pernah keluar Jawa, namun berbekal tekad kuat untuk untuk melanjutkan program ini agar berdampak bagi masyarakat. Tugas pertama Aulia melakukan verifikasi dan validasi data bantuan sosial lebih tepatnya yakni para penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Aluh-Aluh yang merupakan ujung Kabupaten Banjar.
Sementara itu untuk teknis dilapangan Aulia mendatangi para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) satu persatu atau yang biasa dikenal dengan home visit. Medan yang dilalui cukup sulit karena melewati jalanan berbatu atau berlumpur bahkan terendam banjir. Karena mayoritas wilayah di Kecamatan Aluh-Aluh merupakan perairan, sehingga untuk berpindah dari satu desa ke desa lain terkadang menggunakan perahu air atau biasa disebut ‘klotok’.
“Ada permasalahan krusial yang perlu segera ditangani yaitu rendahnya vaksinasi di Banjar serta sulitnya akses untuk menggilingkan padi. Padahal Banjar sebagai lumbung padi untuk Kalimantan Selatan, namun ternyata masih ada beberapa wilayah yang kesulitan mengakses proses penggilingan padi,”
Sembari melakukan verifikasi dan validasi data Aulia juga mengamati kondisi lingkungan guna mengidentifikasi permasalahan yang ada. “Ada permasalahan krusial yang perlu segera ditangani yaitu rendahnya vaksinasi di Banjar serta sulitnya akses untuk menggilingkan padi. Padahal Banjar sebagai lumbung padi untuk Kalimantan Selatan, namun ternyata masih ada beberapa wilayah yang kesulitan mengakses proses penggilingan padi,” tuturnya.. (*)