
Siarpedia.com, Yogyakarta – Pengelolaan energi listrik menjadi hal penting untuk konsisten guna mengurangi krisis pemanasan global, khususnya bagi kalangan universitas yang umumnya menggunakan energi listrik cukup besar. Bersamaan pandemi COVID-19, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang memutuskan mengurangi pertemuan tatap muka dan diganti dengan aktivitas online, sehingga mempengaruhi penggunaan energi listrik.
Rektor UMY Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM menyatakan bahwa semenjak pemberlakuan masa darurat COVID-19 di Yogyakarta dan aktivitas beralih menjadi aktivitas belajar daring atau dalam jaringan, serta aktivitas di dalam gedung semakin berkurang, UMY mulai melakukan upaya penghematan energi. Sejak berlakunya masa darurat COVID-19, UMY mencoba membuat skenario hybrid learning.
“Selain itu, juga karena aktivitas online dan tidak melibatkan ruang kelas, maka upaya yang dilakukan adalah substitusi sumber energi, pengelolaan fokus pada peralatan, dengan membuat skema terkecil, sekalipun yang dilakukan yaitu mematikan lampu di toilet jika tidak digunakan, pengaturan suhu ruangan ber-AC maksimal 22 derajat celcius,”
“Selain itu, juga karena aktivitas online dan tidak melibatkan ruang kelas, maka upaya yang dilakukan adalah substitusi sumber energi, pengelolaan fokus pada peralatan, dengan membuat skema terkecil, sekalipun yang dilakukan yaitu mematikan lampu di toilet jika tidak digunakan, pengaturan suhu ruangan ber-AC maksimal 22 derajat celcius,” ungkapnya kemarin.
Menurutnya, semua aktivitas tersebut merupakan bentuk upaya konservasi dan efisiensi yang dilakukan UMY dalam penggunaan energi listrik di kampus selama masa pandemi COVID-19, sehingga menjadi hemat biaya dan hemat energi. Hal tersebut Gunawan sampaikan pada webinar yang bertemakan ‘Kampus Berkelanjutan dan Pengelolaan Energi di Masa Pandemi COVID-19’.
“Selain itu, pengelolaan energi konservasi di UMY dilakukan melalui beberapa strategi, yaitu dengan pemusatan kegiatan atau aktivitas yang dikelompokkan pada area tertentu atau pada salah satu gedung, sehingga penerangan terkonsentrasi dengan rasio tinggi dan pendingin ruangan terkonsentrasi dan lebih efisien. Langkah selanjutnya yaitu pengurangan densitas atau pembatasan jumlah peserta pada setiap kegiatan,” katanya. (*)