Sri Sultan HB X : Pramuka Harus Jadi Role Model Wujudkan Asta Cita  

Sri Sultan HB X : Pramuka Harus Jadi Role Model Wujudkan Asta Cita
Sri Sultan HB X : Pramuka Harus Jadi Role Model Wujudkan Asta Cita

Siarpedia.com, Sleman – Masa depan bukan sesuatu yang menanti, tapi arsitektur peradaban yang didesain, diorkestrasi dan dimanifestasi dengan visi transformatif. Menyongsong Indonesia Emas 2045, peran Pramuka menjadi berarti dalam mewujudkan Asta Cita. Dengan memaknai konektivitas Asta Cita dan Tri Satya Brata, Pramuka menjadi role model nyata, dengan pengembangan sikap adaptif-progresif, tanpa meninggalkan nilai dan moral-budaya.

 

Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam arahannya pada Rapat Kerja Daerah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY Tahun 2025 di Aula Kaca Bumi Perkemahan Babarsari, Sleman, Sabtu (01/02). Tema Rakerda kali ini ialah ‘Penguatan Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Rangka Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045’.

 

“Sudah seharusnya, Pramuka turut menjadi katalis perubahan yang bersifat progresif, futuristik, dan adaptif, dalam membaca pola besar transformasi dunia,” ungkap Sri Sultan. Sri Sultan pun menjelaskan, Asta Cita mencerminkan beberapa variabel utama, yakni sumber daya manusia unggul, ekonomi berkelanjutan, governansi digital, serta harmoni sosial, yang berlandaskan nilai luhur bangsa.

 

Dalam hal ini, Asta Cita sejatinya sangat resonan dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai peta moral, yang menjelaskan tiga kewajiban manusia, yang juga tercermin dalam Tri Satya Brata yang menjadi pedoman Gerakan Pramuka. “Pertama, rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa. Bahwa kesejahteraan dunia, bergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa, dan keharmonisan dengan alam,” ujarnya.

 

Baca Juga ; Kemiskinan DIY Menurun, Ketimpangan Menyempit  

 

Untuk itu, gerakan Pramuka harus menjadi pionir dalam edukasi lingkungan, mendorong ekonomi hijau, dan ekonomi biru, serta memperkuat gerakan keberlanjutan. Kewajiban kedua manusia ialah darmaning manungsa mahanani rahayuning negara, yakni tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara. Sementara yang ketiga, rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane. (*)

 

(tim siarpedia.com)

 

Tinggalkan Balasan