Catatan BPS DIY Desember 2021, Inflasi Pedesaan 2,08 Persen

Siarpedia.com, Yogyakarta – Daya beli petani atau Nilai Tukar Petani (NTP) di pedesaan DIY mengalami kenaikan indeks sebesar 0,73 persen, yaitu dari 97,36 menjadi 98,07 pada Desember 2021. Sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di DIY pada Desember 2021 secara umum mencapai 111,08 mengalami inflasi 2,08 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya 108,82.
Sebagaimana disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto, kenaikan ini disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani 2,35 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani 1,61 persen. NTP subsektor tanaman pangan 94,02, subsektor hortikultura 122,07, subsektor tanaman perkebunan rakyat 117,41, subsektor peternakan 93,99 dan subsektor perikanan 92,83.
“Sedangkan dua subsektor mengalami penurunan berupa tanaman perkebunan rakyat 3,28 persen dan perikanan 0,53 persen,”
Dikatakan Sugeng Arianto pula, BPS DIY mencatat kenaikan NTP di pedesaan DIY terjadi pada tiga subsektor, yaitu tanaman pangan 0,03 persen, hortikultura 7,74 persen dan peternakan 0,97 persen. “Sedangkan dua subsektor mengalami penurunan berupa tanaman perkebunan rakyat 3,28 persen dan perikanan 0,53 persen,” kata Sugeng Arianto di Yogyakarta.
Baca Juga ;Cabai Rawit Picu Inflasi Kota Yogyakarta
Sugeng Arianto menyampaikan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) DIY pada Desember 2021 tercatat 98,93 yang naik 2,04 persen dibanding bulan sebelumnya 96,95. Empat subsektor mengalami kenaikan yakni tanaman pangan 1,70 persen, hortikultura 8,90 persen, peternakan sebesar 1,53 persen dan perikanan 0,10 persen. Sebaliknya tanaman perkebunan rakyat turun 2,08 persen.
Disampaikan dari 34 provinsi yang dihitung NTP-nya, sebanyak 29 provinsi mengalami kenaikan dan 5 provinsi mengalami penurunan pada Desember 2021. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Kalimantan Timur 2,59 persen dan kenaikan terendah 0,09 persen terjadi di Bengkulu. DKI Jakarta mengalami penurunan NTP terbesar 0,70 persen, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Maluku Utara 0,03 persen. . (*)