Siarpedia.com, Yogyakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Salah satu program yang dijalankan untuk mewujudkan kebijakan tersebut ialah Kampus Mengajar atau Mengajar di Sekolah yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) atau minimal sekolah yang masih berakreditasi C.
Salah satu mahasiswa UNY yang mengikuti program tersebut adalah Alya Nurfita Bella dari Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas MIPA yang ditempatkan di di SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Motivasinya mengikuti program kampus mengajar ini karena ingin mengabdi di bidang pendidikan, meningkatan literasi dan numerasi bagi peserta didik khususnya di tingkat SD didaerah asal.
Baca Juga ;Tranformasi Pendidikan di Era Merdeka Belajar
Di sekolah ini Alya mengajar kelas 1 sampai kelas 3. Alya menemukan banyak peserta didik yang masih tertinggal materi pembelajarannya, bahkan sulit membaca. Kiat yang digunakan untuk mengajar siswa membaca adalah setiap hari peserta didik setelah menulis diwajibkan membaca dari tulisan mereka sendiri. Para siswa kurang begitu mengalami kesulitan untuk menulis karena melihat contoh pada papan tulisnya.
Alya mengisahkan bahwa sekolah yang mereka tempati masih relatif baru karena berdiri tahun 2019, namun karena menerima limpahan siswa dari sekolah dasar lainnya maka di SD Negeri Talang Jawa telah memiliki siswa lengkap sejak kelas 1 hingga kelas 6. Sebagaimana lazimnya proses belajar mengajar di sekolah pada masa pandemi yang menerapkan sistem pembelajaran online, sekolah ini juga melaksanakan pembelajaran secara daring..
“Oleh karena itu diberikan solusi bagi siswa yang tidak memiliki gawai bisa mengikuti pembelajaran terbatas di sekolah secara luring dengan kuota sehari 3 orang siswa dan diajar bergantian agar tidak terjadi kerumunan,”
Namun terdapat kendala karena mayoritas siswa tidak memiliki gawai berbasis android sehingga banyak yang tidak mendapatkan pelajaran. “Oleh karena itu diberikan solusi bagi siswa yang tidak memiliki gawai bisa mengikuti pembelajaran terbatas di sekolah secara luring dengan kuota sehari 3 orang siswa dan diajar bergantian agar tidak terjadi kerumunan,” demikian disampaikan Alya, Jumat, 17 Desember 2021. (*)