Siarpedia.com, Yogyakarta – Sektor pertanian di masa pandemi Covid-19 sekarang ini tumbuh paling tinggi dibanding sektor yang lain yang pertumbuhannya masih negatif. Pada kuartal II tercatat tumbuh 16,24 persen. Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk memperhatikan sektor pertanian lebih menyeluruh, terutama dalam mengangkat profesi petani dan peternak yang selama pandemi belum banyak mendapat bantuan dari pemerintah.
Hal tersebut mengemuka dalam Webinar Produk Teknologi Yang Didesiminasikan kepada Masyarakat, Senin, 30 November 2020. Kegiatan Diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengundang beberapa pembicara diantaranya Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof Yuny Erwanto, peneliti ruminansia dari FKH UGM, Dr drh Indarjulianto dan praktisi bisnis Nur Adianto.
Prof Yuny Erwanto mengatakan, usaha di bidang pangan pertanian dan peternakan peluangnya tetap selalu terbuka karena kebutuhan akan pangan selalu meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Meski terkena dampak pandemi, Yuny menyebutkan sektor pertanian tetap tumbuh positif di angka 16,24 persen dan bersama sektor informasi dan komunikasi 3,44 persen.
Ia mengharapkan pemerintah semestinya lebih memperhatikan sektor pertanian dan peternakan. Sebab, menurutnya negara yang menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduknya secara mandiri maka akan memiliki keunggulan komparatif dari bangsa lain. “Negara harus mampu menyediakan pangan bagi penduduknya, maka akan bertahan,” katanya.
“Ketika peternak bergabung lalu produknya banyak, maka memiliki posisi tawar yang kuat,”
Praktisi bisnis kambing dan domba Drh Nur Adianto mengatakan, peternak harus punya kemampuan memasarkan produknya. Selama ini, peternak sapi, kambing dan domba lebih berfokus pada usaha penggemukan, namun tidak mengembangkan pada produk lain, seperti susu dan pengolahan kotoran ternak untuk diolah menjadi pupuk organik. “Ketika peternak bergabung lalu produknya banyak, maka memiliki posisi tawar yang kuat,” ujarnya.. (*)