Siarpedia.com, Sleman – Luka bakar sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti terkena percikan minyak, knalpot sepeda motor hingga setrika. Kasus luka bakar yang sering terjadi ada golongan derajat I (superficial partial-thickness) atau luka bakar derajat II (deep partial-thickness). Pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengobati inflamasi, yaitu mengonsumsi obat anti inflamasi nonsteroid, contohnya paracetamol, aspirin, dan ibuprofen.
Selain obat non-steroid obat yang mengandung steroid, yakni obat anti inflamasi steroid seperti Dexamethason. Namun, nyatanya obat ini memiliki efek samping, yaitu kecenderungan menginduksi ulser lambung atau usus yang terkadang disertai dengan anemia akibat kehilangan darah. Hal ini sama dengan penggunaan obat steroid yang juga tidak terlepas dari efek samping, seperti hiperglikemia, osteoporosis, dan hipertensi.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri serta peradangan dengan efek samping yang relatif lebih kecil. Dari sini mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkreasi membuat obat untuk luka bakar dari bahan alami, yaitu daun salam (Sygyzium polyanthum). Mereka adalah Benedicta Ivana Gamellia dan Ariftania Madrin prodi Pendidikan Biologi dan Derifasay Salsabilla prodi Kimia.
“Efek farmakologis pada senyawa flavonoid berperan dalam proses penyembuhan luka seperti antibakteri, antimikroba, antiinflamasi, antibiotik, dan melindungi pembuluh darah,”
Menurut Benedicta Ivana Gamellia, daun salam mengandung minyak atsiri (salamol dan eugenol), flavonoid (quercetin, quercitrin, myrcetindan myrcitrin), fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, tannin, alkaloid. “Efek farmakologis pada senyawa flavonoid berperan dalam proses penyembuhan luka seperti antibakteri, antimikroba, antiinflamasi, antibiotik, dan melindungi pembuluh darah,” paparnya, Selasa, 17 November 2020.
“Daun salam dapat diolah menjadi cream” ungkap Ivana. Penggunaannya mudah dan praktis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan selain mengkonsumsi obat oral. Dari hasil ujicoba di laboratorium diketahui hasil paling efektif untuk mengobati luka bakar adalah cream dengan konsentrasi ekstrak daun salam tertinggi, yaitu 15%. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam PKM bidang Penelitian Eksakta tahun 2020. (*)
