Sudah Buka, Kalya Hotel Terapkan Protokol Kesehatan  

Petugas sedang cek suhu tubuh tamu.
Petugas sedang cek suhu tubuh pengunjung hotel.

Siarpedia.com, Yogyakarta – Manajemen Kalya Hotel Yogyakarta memberlakukan sejumlah protokol kesehatan memasuki era normal baru ini. Hotel ini pun sudah menerima kunjungan sejak dibuka Jumat, 26 Juni lalu. Selain pengecekan suhu tubuh bagi internal manajemen yang bertugas, juga bagi tamu hotel. Tidak hanya itu, penerapan pembatasan jumlah tamu yang memanfaatkan fasilitas hotel seperti kolam renang juga dipantau.

 

“Sudah buka pak, buat test market dan latihan new normal, suapaya nant kalau sudah membaik tidak perlu adaptasi lagi,”

 

“Sudah buka pak, buat test market dan latihan new normal, suapaya nant kalau sudah membaik tidak perlu adaptasi lagi,” ungkap General Manager Kalya Hotel Yogya Elok Yuniar, Kamis, 2 Juli 2020. Dijelaskan pula jika pembukaan hotel saat masih pandemi Covid-19 ini menjadikan semuanya harus sesuai protokol kesehatan, seperti dengan penggunaan kolam renang maksimal 8 orang dengan 1 kelompok sama dan dibatasi maksimal 2 jam.

 

Dijelaskan pula, jika untuk protokol kesehatan yang diterapkan manajemen juga sesuai dengan anjuran pemerintah, seperti sebelum masuk lobby semua tamu wajib cuci tangan, cek suhu dan berada di area jaga jarak minimal 1,5 meter. Sebelum berenang juga perlu cek suhu tubuh dan membasahi seluruh badan, serta baju renang dengan disenfektan sebelum masuk kolam.

 

“Demikian pula untuk breakfast, kami sediakan ala carter dan tidak ada buffet, jika ada pun yang mengambilkan makanan adalah staff,” ungkapnya. Sedangkan petugas hotel juga memakai masker, faceshield dan glove, kamar dipakai selang-seling, setelah tamu check out baru 2 hari berikutnya dijual lagi, 24 jam dilakukan penyemprotan disenfektan besoknya dibersihkan dan dipakai lagi.

 

Soal pangsa pasar saat new normal, Elok Yuniar mengaku perlu terobosan baru juga. “Ya kita harus menciptakan market baaru. Ada 112 kamar, kami fokus pada occupancy maksimal di 50 persen dulu pak, biar tetap ada jarak kepadatan karena saat ini rata-rata hunian maksimal di 20 persen belum bisa lebih. Market masih sangat hati-hati untuk menggunakan fasilitas public, maka kita perlu realistis mengikuti market,” ungkapnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan