Kolaborasi Dosen ISI dan UMBY Gelar Psikoedukasi  

Kolaborasi Dosen ISI dan UMBY Gelar Psikoedukasi
Kolaborasi Dosen ISI dan UMBY Gelar Psikoedukasi

Siarpedia.com, Yogyakarta – Kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi masih menjadi isu serius yang memerlukan perhatian bersama. Menyikapi hal ini, dosen dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berkolaborasi dengan dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan psikoedukasi pencegahan kekerasan seksual di kampus.

 

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada mahasiswa mengenai bentuk kekerasan seksual, dampak psikologis, strategi pencegahan dan pendampingan korban di lingkungan kampus. Nanda Yunika Wulandari, M.Psi., Psikolog, dosen UMBY, selaku ketua tim pengabdian menyampaikan psikoedukasi ini dirancang dalam sesi pemaparan teori, diskusi interaktif, studi kasus, serta roleplay atau simulasi peran.

 

Sesi pertama peserta diberi materi tentang pentingnya mengetahui kekerasan seksual dan potensi kekerasan seksual di perguruan tinggi, beserta alur pelaporan melalui satgas perguruan tinggi. Sesi kedua dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang pentingnya peer support dan PFA (khusus menjadi pendengar yang baik) dalam mengatasi kekerasan seksual di perguruan tinggi.

 

Sesi ketiga diberikan demonstrasi studi kasus melibatkan peserta untuk bermain peran. “Peserta dibuat kelompok, terdiri 3 orang, setiap peserta saling bergantian peran untuk menjadi korban, pemberi pertolongan dan observer. Fasilitator memandu jalannya role play dengan diakhiri refleksi. Dengan metode ini mahasiswa diharap mengenali tanda kekerasan seksual dan menumbuhkan sikap empati dan kepedulian terhadap korban,” terangnya.

 

Baca Juga ; Agroteknologi UMBY Dorong Penerapan Pertanian Urban di SMA N 1 Yogyakarta

 

Dosen ISI Annas Fitria Sa’adah MPhil, yang terlibat dalam pengabdian ini, menyampaikan dunia akademik semestinya menjadi ruang aman bagi civitas akademika. “Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual. Melalui psikoedukasi, kami ingin membuka wawasan mahasiswa agar lebih peka, berani bersuara, memahami jalur hukum maupun mekanisme internal kampus,” ungkapnya. . (*)

 

(tim siarpedia.com)

 

Tinggalkan Balasan