Prodi THP UMBY Sosialisasi Prospek Budidaya Lebah Klanceng
Siarpedia.com, Yogyakarta – Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) dengan Koperasi CU Cindelaras Tumangkar berkolaborasi dalam program perberdayaan masyarakat desa binaan. Kali ini yang menjadi mitra binaan adalah Kelompok Tani Dwi Manunggal, Desa Srimulyo, Kapanewon Piyungan Bantul.
Tim Pengabdi terdiri dari Dr Chatarina Lilis Suryani STP MP, Dr Ir Siti Tamaroh CM MP dan Fasilitator mahasiswa PS THP serta Tim Pemberdayaan Masyarakat dari Koperasi CU Cindelaras Tumangkar Winarsih SPd. Diketahui di Desa Srimulyo banyak destinasi wisata, namun sebagian besar masyarakat belum banyak berperan. Untuk meningkatkan keterlibatan dan manfaat, masyarakat harus memiliki keterampilan usaha atau produk yang dapat dijual.
Dalam rangka peningkatan keterampilan usaha tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat (PkM) Prodi THP UMBY yang diketuai Dr. Ch. Lilis Suryani, S.TP, MP melaksanakan pelatihan budidaya lebah klanceng dan tanaman umbi-umbian serta pengolahannya yang dilaksanakan pada tanggal Kamis, 23 Mei dan Sabtu, 24 Agustus 2024. Pelatihan diikuti oleh 25 orang peserta anggota kelompok tani Dwi Manunggal.
Baca Juga ; Fakultas Agroindustri UMBY dan Pusat Ristek BRIN Teken Kerja Sama
Salah satu narasumber, Sunardi SP yang merupakan alumni UMBY dan Ketua Kelompok Tani Hutan Sumber Rejeki, Jetis, Sumberejo, Sleman, Yogyakarta, menyatakan bahwa lebah klanceng walaupun lebih kecil ukurannya, namun produktivitas madunya tidak kalah dibanding lebah madu, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan harganya juga relatif lebih tinggi.
Wadah budidaya dibuat dari paralon 8-10 inch, karena lebih ringan, praktis, tahan cuaca dan hasilnya bersih. Perawatan lebih sederhana. Pemanenan madu dapat dilakukan secara periodik 3 bulan sekali,”
Disampaikan, jika budidaya lebah klanceng relatif mudah, bibit lebah diambil dari koloni liar dengan cara memindahkan sarang beserta ratu lebah atau dengan cara pencangkokan pada sarang lebah liar. “Wadah budidaya dibuat dari paralon 8-10 inch, karena lebih ringan, praktis, tahan cuaca dan hasilnya bersih. Perawatan lebih sederhana. Pemanenan madu dapat dilakukan secara periodik 3 bulan sekali,” paparnya. (*)
(tim siarpedia.com)