Prof Iskhaq Iskandar, Dari Kondektur Bus Jadi Guru Besar Universitas Sriwijaya

Jangan pernah takut bermimpi
Prof Iskhaq Iskandar, Dari Kondektur Bus Jadi Guru Besar Universitas Sriwijaya

Siarpedia.com, Yogyakarta –  Jangan pernah takut bermimpi. Itulah pesan hidup yang dipegang Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc. Meski ditertawakan karena cita-citanya dianggap terlalu tinggi, Iskhaq yang pernah berprofesi kondektur bus kota, tetap teguh dengan impiannya. Kini, ia meraih gelar Guru Besar di Universitas Sriwijaya. Ini adalah sebuah pencapaian yang membuktikan jika mimpi, sekecil apapun dapat menjadi kenyataan.

 

Mimpi adalah kunci utama untuk maju,”

 

Lahir di Desa Jelabat BK 9 OKU Timur, Sumatera Selatan, 4 Oktober 1972, perjalanan hidup Iskhaq tidaklah mudah. Di desa kecil ini, ia tumbuh dalam lingkungan serba terbatas. Namun, dengan didikan kuat kedua orang tuanya dan semangat tak pernah padam untuk meraih cita-cita, Iskhaq mampu menghadapi tantangan. Keterbatasan ekonomi justru menjadi semangatnya untuk meraih prestasi. “Mimpi adalah kunci utama untuk maju,” ujarnya.

 

Iskhaq, anak pasangan H Abu Daud dan Hj Sri Utami ini dalam Webinar SEVIMA mengatakan, perjalanan hidupnya penuh perjuangan dimulai sejak kecil. Tinggal di desa terpencil, Icak — nama panggilan masa kecil Iskhaq — baru merasakan listrik saat duduk di kelas 2 SD. Hal itu pun berkat seorang juragan yang membeli mesin diesel untuk mengalirkan listrik ke seluruh desa dengan iuran tertentu.

 

Baru pada 1991, listrik PLN masuk ke desanya. Meski hidup dalam keterbatasan, hal itu membuatnya semakin gigih. Demi meraih cita-citanya, Iskhaq merantau ke Palembang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Di sinilah perjuangan hidupnya semakin diuji. Berbekal minimnya uang saku, Iskhaq harus mencari cara bertahan hidup.  Ia akhirnya tak ragu mengambil pekerjaan kondektur bus kota Palembang di Jurusan Kilometer 12 – Plaju.

 

Baca Juga ; Leo/Bagas Juarai Korea Open 2024, Diapresiasi Ketum PBSI  

 

Baginya, tak ada yang lebih penting daripada pendidikan. Pada 1996, hatinya terpanggil menjadi dosen di Universitas Sriwijaya. Keputusannya diambil dengan harapan untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi di luar negeri. Impian Iskhaq akhirnya terwujud. Ia studi S2 dan S3 di Universitas Tokyo. Ia membawa pulang ilmu oseanografi dan iklim tropis, disiplin ilmu yang kemudian menjadi keahliannya hingga diberi amanah sebagai profesor. (*)

 

(tim siarpedia.com)

 

Prof Iskhaq Iskandar, Dari Kondektur Bus Jadi Guru Besar Universitas Sriwijaya

Tinggalkan Balasan