Siarpedia.com, Yogyakarta – Dosen program studi (Prodi) Peternakan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Kelompok Ternak Domba Lorejo Sumberarum Moyudan Sleman. Program tersebut berupa pelatihan pembuatan urea mineral block herbal (permen herbal) dan pengolahan pupuk organik dari kotoran dan urine domba.
Pelatihan dilaksanakan Minggu, 20 Agustus 2023 dan Minggu, 3 September 2023. Adapun tim PPM terdiri dari Ir Niken Astuti MP (Ketua), dengan anggota Dr Sri Hartati Candra Dewi MSi, Ir FX Suwarta MP dan Ir Lukman Amin MP. Limbah ternak domba berupa limbah padat dan cair (urine) mempunyai peran penting untuk memperbaiki kesuburan tanah dan kualitasnya perlu diperbaiki dengan mengolahnya menggunakan mikroorganisme lokal.
Dengan pupuk organik diharapkan akan memperbaiki struktur tanah, memperbaiki mikrobia tanah dan menjadikan tanah lebih lembab, sehingga tanaman lebih tahan terhadap kekeringan. “Jenis mikroorganisme lokal untuk pembuatan pupuk organik dapat diperoleh dari bahan-bahan seperti terasi, buah-buahan afkir dan akar tanaman bambu,” ungkap Sri Hartati Candra Dewi.
Baca Juga ; TIM PKM UMBY Tingkatkan Layanan BK dengan Aplikasi Support Group Reconnect
FX Suwarta menyatakan bahwa terjadinya lahir cacat, rendahnya berat lahir dan rendahnya pertumbuhan domba sering disebabkan terrnak menderita defisiensi mineral dan cacingan. Sedangkan Lukman Amin menjelaskan bahwa tanaman jambe, lempuyang dan temu ireng merupakan herbal yang mempunyai aktivitas sebagai obat cacing (anthehelmintes), sementara kunyit dan temu lawak dapat memperbaiki pencernaan dan fungsi hati.
Pelatihan ini sangat bermanfaat karena kejadian cacingan dan defisiensi mineral umumnya petenak kurang menyadari dan belum tahu cara mengatasinya namun fatal akibatnya,”
Suryadi sebagai ketua kelompok Ternak Domba Lorejo mengungkapkan ada 10 anggota peternak domba yang resmi tergabung dan semua adalah generasi muda. “Pelatihan ini sangat bermanfaat karena kejadian cacingan dan defisiensi mineral umumnya petenak kurang menyadari dan belum tahu cara mengatasinya namun fatal akibatnya,” ujar Suryadi, dalam kesempatan tersebut. (*)
(tim siarpedia.com)
