Siarpedia.com, Gunungkidul – Salah satu kebudayaan di Indonesia yang diwariskan nenek moyang adalah Cupu Kyai Panjala yang terletak di Dusun Mendak Girisekar Panggang. Cupu Kyai Panjala merupakan sebuah benda magis berbentuk cawan kecil yang terdiri tiga macam cupu, yaitu Semar Tinandhu (cupu yang paling besar), Kalang Kinantang (cupu berukuran sedang), dan Kenthiwiri (cupu yang paling kecil).
Cupu disimpan dalam peti kecil, dibalut ratusan lembar kain mori, disimpan dalam senthong tertutup yang diyakini sebagai benda berpetuah. Kebudayaan yang menjadi identitas sosial masyarakat Desa Girisekar tersebut masih diyakini dan dilestarikan. Setiap tahun, terdapat ritual membuka lapis demi lapis kain yang membalut Cupu Kyai Panjala pada Senin Wage malam Selasa Kliwon mangsa Kapapat Jawa Dulkangidah, menjelang bercocok tanam.
Ritual dipimpin juru kunci Dwijo Sumarto, generasi ke-7 trah Kyai Sayek atau Kyai Panjala. Pada lembar kain mori tersebut ditemukan benda atau gambar yang dinarasikan juru kunci dan dipercayai sebagai ramalan peristiwa satu tahun ke depan. Adanya kepercayaan kekuatan magis pada Cupu Kyai Panjala menyebabkan banyak masyarakat yang meminta pertolongan, sehingga berdampak pada berkembangnya mitos di kalangan masyarakat.
Fenomena keterkaitan globalisasi dan cara pandang Pemuda Desa Girisekar terhadap kebudayaan Cupu Kyai Panjala ini menarik untuk dibahas,”
Hal ini menarik perhatian mahasiswa UNY yang membuat penelitian penyingkapan komunitas budaya eksistensi mitos Cupu Panjala di tengah realitas global. Mereka adalah Eugenius Damar Pradipta, Eunike Sistya Nanda dan Dyan Putri Amelia Nugraheni. “Fenomena keterkaitan globalisasi dan cara pandang Pemuda Desa Girisekar terhadap kebudayaan Cupu Kyai Panjala ini menarik untuk dibahas,” tutur Eugenius Damar Pradipta, Senin, 26 Desember 2022.
Baca Juga ; Pra Pendidikan Dasar Satmenwa Pasopati UNY
Menurut Eugenius DP, penelitian ini untuk mengetahui bagaimana para pemuda Desa Girisekar memaknai ramalan Cupu Kyai Panjala sebagai budaya asli daerah di tengah realitas global seperti saat ini, mengetahui apakah kebudayaan Cupu Kyai Panjala masih dianggap sakral dan diyakini oleh Pemuda Desa Girisekar, dan untuk mengetahui apakah globalisasi membuat pemuda di Desa Girisekar tidak peduli dengan kebudayaan mereka sendiri. (*)
(tim siarpedia.com)