Siarpedia.com, Sleman – Sejak 2020, pandemi covid-19 melanda di hampir seluruh negera di dunia. Bahkan dampak pandemi pun masih terasa hingga kini. Namun sekarang segala sektor sudah mulai bergeliat bangkit dari dampak pandemi. Tak terelakkan, sektor industri begitu terdampak seperti dengan berkurangnya jumlah sumber daya hingga jumlah produk yang dihasikan.
Strategi tetap bertahan di tengah keterbatasan pandemi dalam sektor industri yakni melakukan digital marketing. Guna belajar pengelolaan digital marketing, tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) mendampingi kelompok usaha bersama Trini Karya di Dusun Trini Sinduadi Mlati studi banding ke Vifas Batik Jalan Kapubaten Dusun Kebonagung Rt 01 RW 31 Tridadi Sleman, Minggu, 26/09/22.
Sebagaimana disampaikan Kepala Humas UMBY Widarta SE MM, tim PkM UMBY terdiri dari dosen Fakultas Ekonmi yaitu Rina Dwiarti SE MSi dan Eno Casmi SE MBA. Vifas Batik dipilih sebagai tempat studi banding digital marketing karena merupakan industri kerajinan yang menggunakan batik di daerah Sleman yang telah berhasil bertahan di kala pandemi bahkan meningkatkan penjualan produk hingga mengekspor ke Filipina.
Baca Juga ; Asal Mula Bakso, Ini Sejarah Singkatnya
Kelompok usaha bersama Trini Karya mempelajari strategi digital marketing di Vifas Batik. Sus Handoyo, pemilik Vifas Batik menyampaikan strategi digital marketing untuk meningkatkan penjualan. Sus Handoyo menekankan digital marketing lebih optimal ketika didukung aspek bisnis lain yaitu untuk memberikan manfaat bagi lingkungan, berinovasi pada produk, memenuhi kebutuhan konsumen dan bekerjasama dengan dinas terkait.
Digital marketing sangat erat kaitannya dengan sociopreneur dan implementasi e-bussiness. Membangun empati konsumen dengan story telling untuk menyampaikan value product bisa melalui berbagai platform antara lain website maupun social media,”
Disampaikan Vifas Batik bertahan bahkan berhasil mengekspor produknya hingga ke Filipina di tengah terpuruknya usaha lain saat pandemi. “Digital marketing sangat erat kaitannya dengan sociopreneur dan implementasi e-bussiness. Membangun empati konsumen dengan story telling untuk menyampaikan value product bisa melalui berbagai platform antara lain website maupun social media,” jelas Sus Handoyo. (*)
(tim siarpedia.com)