Siarpedia.com, Yogyakarta – Ecoprint merupakan teknik pewarnaan dengan menggunakan bahan pewarna alam. Teknik pewarnaan pada ecoprint dilakukan dengan cara mentransfer warna dan bentuk pada media melalui kontak langsung. Pada umumnya, teknik ecoprint diterapkan pada permukaan kain dan menghasilkan motif dengan berbagai macam bentuk dan warna.
Produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun ternyata ecoprint tidak hanya dapat dilakukan pada kain namum juga berbagai macam media, diantaranya kulit. Hasil karya ecoprint di media kulit ini dapat dibuat menjadi berbagai macam kerajinan seperti sepatu, tas, bahkan busana seperti rompi kulit, dress, kemeja atau celana. Inilah yang menjadi fokus penelitian mahasiswa pendidikan kriya Fakultas Bahasa dan Seni UNY Novi Saraswati.
“Pertama, kulit yang telah mengalami proses pengolahan penyamakan kulit yang kemudian disebut leather atau kulit-jadi (kulit tersamak) dan kedua, kulit yang belum mengalami pengolahan dengan bahan kimiawi,”
Novi Saraswati melakukan penelitiannya di home industry Batik Kampung Ngadiwinatan Ngampilan Yogyakarta. Menurutnya jika dilihat dari sisi bahannya, dikenal ada dua kelompok besar kulit. “Pertama, kulit yang telah mengalami proses pengolahan penyamakan kulit yang kemudian disebut leather atau kulit-jadi (kulit tersamak) dan kedua, kulit yang belum mengalami pengolahan dengan bahan kimiawi,” kata Novi, Senin, 7 Maret 2022.
Baca Juga ; Mahasiswa Psikologi UMBY Torehkan Prestasi Internasional
Jenis kulit pertama ini digunakan sebagai bahan baku industri persepatuan dan non persepatuan, yang pada umumnya merupakan barang-barang terpakai (fungsional). Sehingga masih alami dan merupakan bahan mentah. Sedangkan jenis kulit yang kedua ini digunakan dalam seni tatah sungging sebagai bahan utama. Kulit yang masih alami ini dalam dunia perkulitan dikenal dengan sebutan kulit perkamen atau kulit mentah.
Novi Saraswati, Alumni SMKN 1 Kalasan tersebut mengungkapkan bahan baku yang digunakan untuk pewarnaan (ecoprint) di Bengkel Batik Kampung adalah kulit domba , tawas, tunjung, kain katun, cuka, soda abu, plastik wrap, air, tali (rafia), bunga (kenikir, kamboja) dan daun (pucuk daun jati, daun lanang, daun jarak wulung, daun kalpataru, daun papaya jepang. (*)