Petani Menangis di Negeri Agraris, Mengapa ?
Petani Menangis di Negeri Agraris, Mengapa ? 

Siarpedia.com, Yogyakarta – Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menyelenggarakan program kerja Diskusi Publik yang diselenggarakan secara online Sabtu (11/12/2021). Mengangkat tema “Petani Menangis di Negeri Agraris, Mengapa?”. Seminar diikuti peserta umum, dari berbagai kalangan seperti Dinas Pertanian Sleman, Universitas Tidar, UNSRI, INSTIPER, UKDW.

 

Ka Prodi Agroteknologi UMBY Dr Ir Bambang Nugroho MP turut hadir mengikuti Diskusi Online ini. Acara ini bertujuan mengetahui apa saja yang menjadi  petani menangis di Negeri Agraris ini, mengkilas kembali apakah Indonesia masih bisa disebut negara Agraris. Diskusi dihadiri narasumber Sumarno selaku perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sleman, Dr Ir Bambang Nugroho MP dan Harisuddin selaku CEO Harfarm.

 

Baca Juga ;Penyuluhan Budidaya Tanaman Buah di Embung Kawigesang

 

Sumarno menyampaikan materi terkait dengan Sulitnya meyakinkan dan menerapkan kepada petani lokal tentang kebijakan pembangunan. Sedangkan, Bambang Nugroho. menyampaikan materi terkait dengan Sulitnya mempertahankan julukan negara agraris bagi Indonesia. Kemudian, Harisuddin menyampaikan materi terkait adanya Permasalahn penurunan lahan dan solusi penanganan dengan melakukan inovasi teknologi.

 

“Permasalahan makro disektor pertanian adalah alih fungsi lahan, kepemilikan lahan, produktivitas belum optimal, hasil tidak tahan lama, tingginya penggunaan pupuk kimia, fluktasi harga dan banyak petani lanjut,”

 

Sumarno menyampaikan meningkatkan nilai produksi petani sulit, penerapan kebijakan juga sulit diterima petani “Permasalahan makro disektor pertanian adalah alih fungsi lahan, kepemilikan lahan, produktivitas belum optimal, hasil tidak tahan lama, tingginya penggunaan pupuk kimia, fluktasi harga dan banyak petani lanjut,” katanya sebagaimana disampaikan Kepala Humas UMBY Widarta SE MM, Sabtu, 18 Desember 2021.

 

Harisuddin menyampaikan sejumlah permasalahan di dunia pertanian disebabkan adanya penurunan lahan serta menurunnya jumlah petani pada setiap tahunnya. “Untuk itu solusi yang bisa dilakukan haruslah memperhatikan 3 kunci utama yaitu regulasi, akademis, dan praktisi. Upaya yang bisa dilakukan untuk menuju pertanian yang maju adalah mewujudkan inovasi teknologi pertanian melalui kegiatan pertanian organik,” tutur Harisuddin. (*)

 

Tinggalkan Balasan