Reduksi Klitih dengan Sekolah Anti Klitih
Reduksi Klitih dengan Sekolah Anti Klitih

Siarpedia.com, Yogyakarta – Salah satu kriminalitas yang dilakukan adalah klitih, yang merupakan Bahasa Jawa dengan arti mencari kesibukan di saat senggang. Remaja seharusnya mengisi waktu luang dengan pengembangan diri, justru berkeliling dengan sepeda motor dan senjata tajam. Banyak hal yang mempengaruhi perilaku klitih, diantaranya pola asuh orangtua, keluarga bermasalah, karakter individu, serta lingkungan.

.

Berdasar keprihatinan akan hal itu sekelompok mahasiswa UNY berupaya mereduksi aksi klitih oleh pelajar melalui pelatihan pemberdayaan psikis dan perilaku. Mereka adalah Aziz Muzaki prodi pendidikan fisika, Hajidah Salsabila Allissa Fitri prodi pendidikan kimia, Annurdien Rasyid prodi pendidikan teknik informatika, Putri Milenia Gusdian prodi bimbingan dan konseling serta Maria Ameylia Trisna Murti prodi psikologi.

 

Baca Juga ; Pelatihan Pengelolaan Konten Website di SMK Maarif 1 Temon

 

Menurut Aziz Muzaki mereka mereduksi aksi klitih oleh pelajar melalui implementasi program Sekolah Anti Klitih (SETITI) sebagai upaya melalui pelatihan pemberdayaan psikis dan perilaku yang diwadahi dalam SETITI mobile application. “Sekolah sebagai mitra kegiatan ini juga mengharapkan adanya media sebagai wadah konseling agar Guru BK dan pelajar dapat berkomunikasi dari hati ke hati” kata Aziz, Jumat, 8 Oktober 2021.

.

Hajidah Salsabila Allissa Fitri menambahkan, kelompoknya menggandeng MAN 3 Sleman sebagai sekolah mitra kerja dengan harapan para siswa dapat berperan aktif dalam program SETITI, sehingga transfer ilmu yang diperoleh dari program tersebut dapat dipancarkan, sehingga membawa pengaruh baik kepada pelajar lain. Dengan sinergi positif diharapkan aksi klitih dapat tereduksi serta tercipta kader-kader penerus bangsa yang sadar akan perannya.

 

“Aplikasi dibuat untuk memudahkan sasaran menerima ilmu yang akan ditransfer yang memuat fitur akses modul, akses buku pedoman dan unggah video beserta poster,”

 

Annurdien Rasyid menjelaskan, mereka membuat modul SETITI yang diwadahi dalam mobile application sebagai media edukasi. Pembangunan aplikasi dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pembuatan kerangka aplikasi, pengembangan software dan pengujian. “Aplikasi dibuat untuk memudahkan sasaran menerima ilmu yang akan ditransfer yang memuat fitur akses modul, akses buku pedoman dan unggah video beserta poster,” katanya. (*).

 

Tinggalkan Balasan