Siarpedia.com, Yogyakarta – Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggagas pembuatan beton ramah lingkungan dengan memanfaatkan serbuk limbah kaca dan fly ash sebagai material tambahan beton dengan metode SCC (Self Compacting Concrete). Karya ini berhasil meraih gold medal dalam World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) pertengahan Agustus lalu.
Para mahasiswa tersebut adalah Suryatama Ageng Pamuji, Danial Hamdani, Eka Nur Wahyu Setyorini dan Wildan Setiawan. Menurut Suryatama Ageng Pamuji penggunaan limbah sektor industri limbah kaca yaitu serbuk kaca dan Fly Ash yang merupakan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat memperkuat konstruksi beton.
“Limbah serbuk kaca merupakan bahan yang sulit terurai oleh tanah, sehingga diperlukan inovasi dalam pengelolaannya agar tidak mencemari lingkungan. Padahal bahan ini mudah ditemukan dari sisa usaha industri fabrikasi maupun usaha industri kreatif. Sedangkan Fly Ash merupakan limbah PLTU berupa padatan halus,”
“Limbah serbuk kaca merupakan bahan yang sulit terurai oleh tanah, sehingga diperlukan inovasi dalam pengelolaannya agar tidak mencemari lingkungan. Padahal bahan ini mudah ditemukan dari sisa usaha industri fabrikasi maupun usaha industri kreatif. Sedangkan Fly Ash merupakan limbah PLTU berupa padatan halus,” kata Suryatama Ageng Pamuji, Selasa, 24 Agustus 2021…
Mereka membuat tiga buah beton untuk diuji kekuatannya di Laboratorium Bahan Bangunan, Fakultas Teknik UNY. Pengujian beton pertama mengkombinasikan superplasticizer 1,60 % dan VMA 0,24 %. Berdasarkan pengamatan pasca mixing, adonan beton segar menunjukkan bleeding cukup parah hingga menunjukkan segregasi. Pengujian beton kedua mengkombinasikan superplasticizer 0,60 % dan VMA 0,30 %.
Baca Juga ;Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Pengusir Burung Tenaga Surya
Komposisi superplasticizer merupakan dosis terendah yang dipersyaratkan product data sheet Sika Viscocrete-1003 dengan pertimbangan meminimalisir bleeding saat mixing. Berdasarkan pengamatan, adukan beton segar tidak menunjukkan bleeding dan segregasi. Pengujian beton ketiga mengkombinasikan superplasticizer 0,8 % dan VMA 0,24 %. Berdasarkan pengamatan adukan beton segar tidak menunjukkan bleeding dan segregasi. (*).