Celengan Tanah Liat Kasongan Diteliti Mahasiswa UNY
Siarpedia.com, Bantul – Salah satu kebiasaan masyarakat adalah menyimpan barang berharga, seperti uang koin untuk dikumpulkan pada suatu periode waktu di suatu media, tertentu seperti, tabung berongga dengan berbagai macam bentuknya. Di Indonesia media yang sering digunakan untuk melestarikan kebiasaan tersebut adalah dengan menggunakan celengan yang terbuat dari tanah liat, plastik berbentuk binatang.
Daerah yang terkenal pembuat celengan tanah liat adalah Kasongan Bangunjiwo Kasihan. Mulanya membuat celengan untuk menabung uang koin, karena zaman dahulu masyarakat belum mengenal bank. Perubahan dari zaman ke zaman model celengan yang dibuat pengrajin Kasongan menarik mahasiswa UNY, prodi Pendidikan Kriya Fakultas Bahasa dan Seni untuk meneliti di Industri Keramik Senthong Kiwo, dengan pemilik Bambang Utoyo.
Mahasiswa UNY ini adalah Arif Purwantara, Alumni SMAN 1 Bambanglipuro. Menurut Arif, warga Panjangjiwo Patalan Jetis tersebut, industri ini memproduksi celengan dengan perencanaan desain terstruktur, sekaligus menyediakan desain yang disesuaikan keinginan pemesan, pemesan akan memberi gambar contoh dalam kertas, Senthong Kiwo menciptakan produk 3 dimensi dari gambar yang diberikan pemesan ke dalam produk souvenir keramik..
“Senthong Kiwo memiliki perbedaan atau ciri khas tersendiri yang membedakannya dari industri keramik lainnya, terutama industri gerabah di Kasongan. Perbedaannya terletak pada bentuk dan juga finishing yang dihasilkan lebih inovatif dan kreatif, dibandingkan dengan produk gerabah di Kasongan pada umumnya,”
Sehingga satu desain digunakan untuk satu kali pembuatan. “Senthong Kiwo memiliki perbedaan atau ciri khas tersendiri yang membedakannya dari industri keramik lainnya, terutama industri gerabah di Kasongan. Perbedaannya terletak pada bentuk dan juga finishing yang dihasilkan lebih inovatif dan kreatif, dibandingkan dengan produk gerabah di Kasongan pada umumnya,” papar Arif, Selasa, 13 Juli 2021.
Perbedaan lainnya adalah pemberian finishing dengan motif batik tradisional dengan pilihan warna yang menjadi daya tarik tersendiri, pemilihan motif dan warna yang diracik sendiri oleh pemilik dengan bereksperimen. Berbeda dengan industri lain, terutama industri gerabah yang masih menggunakan warna tradisional biasa atau penggunaan warna asli tanah liat yang dihasilkan dari proses pembakaran.. (*)