Siarpedia.com, Yogyakarta – Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, GKRBray Paku Alam dan Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji melakukan screening sebelum vaksinasi di Gedhong Pare Anom, Rabu, 13 Januari 2021. Screening ini merupakan upaya untuk memastikan kondisi penerima vaksin dalam keadaan sehat dan prima, sebelum pelaksanaan vaksinasi pada Kamis, 14 Januari 2021.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaning Astutie menjelaskan, proses screening bagi calon penerima vaksin ini ada dalam petunjuk teknis vaksinasi Covid-19. “Screening ini untuk menilai kembali kondisi calon penerima vaksin yang meliputi 16 pertanyaan yang harus diinformasikan kepada petugas secara jujur,” tandas Pembajun sapaan Pembajun Setyaning Astutie di Yogyakarta.
“Setiap penerima vaksin besok akan melalui proses screening ini. Hasil screening nantinya akan berpengaruh pada kesiapan penerima vaksin. Kami bersyukur, para tokoh ini bersedia, sehingga bisa menjadi motivasi bagi tenaga kesehatan yang akan mendapat vaksinasi tahap berikutnya,” kata lagi. Setelah screening, penerima vaksin akan melalui masa evaluasi selama 30 menit setelah menerima vaksin.
Berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemnkes), vaksinasi dilakukan di fasilitas kesehatan. Misalnya, rumah sakit. Tujuannya memotivasi para tenaga kesehatan menerima vaksin tahap pertama. Pembajun mengatakan vaksinasi di DIY tetap mengikuti syarat ketentuan berlaku. Syarat penerima vaksin berusia 18-59 tahun. Belum pernah confirm Covid-19..
“Kita ada 35.000 nakes yang akan menerima vaksin. Sambil menunggu vaksin yang sesuai untuk anak dan lansia. Jangan sampai prokes jadi kendor,”
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, vaksinasi yang diawali tokoh masyarakat ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi penerima vaksin berikutnya. Ia berharap meskipun masyarakat nantinya sudah menerima vaksin, protokol kesehatan tetap harus dilakukan “Kita ada 35.000 nakes yang akan menerima vaksin. Sambil menunggu vaksin yang sesuai untuk anak dan lansia. Jangan sampai prokes jadi kendor,” tegasnya. (*)