Diteliti, Dongeng Efektif Membentuk Nasionalisme Anak

Siarpedia.com, Sleman – Keberagaman budaya di Indonesia telah diakui oleh dunia. Indonesia tercatat sebagai ‘locus klasik’ bagi konsep masyarakat majemuk (plural society). Kemajemukan masyarakatnya disatukan dalam semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang berarti berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Keberagaman dalam bingkai persatuan ini diharapkan jangan sampai terkikis oleh primordialisme.
Primordialisme dapat disebabkan pengetahuan tentang keberagaman suku dan etnis di Indonesia yang kurang, khususnya ketika masih usia dini. Pengalaman sosial emosional anak pada usia dini menentukan perkembangan sosial emosional pada usia berikutnya. Dalam konteks ini keberagaman dongeng yang ada di Indonesia dapat dijadikan sarana untuk mengantarkan anak usia dini pada karakter nasionalisme.
Berkaitan hal tersebut sekelompok mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan penelitian tentang klasifikasi dongeng nusantara dari unsur instrinsik sebagai media penguatan karakter nasionalisme anak. Mereka adalah Angger Gilang Praditama, Resmardian Fathi Shafarizki dan Luailik Mushoffa.
“Fokus penelitian ini mengklasifikasikan dongeng nusantara berdasarkan tema dan latar tempat. Tema yang dipilih tentang toleransi, kerukunan, dan sikap menghargai antarsuku, ras, budaya, dan agama,”
Menurut Angger Gilang Praditama, dongeng dapat menjadi salah satu sarana karena pada umumnya tentang budaya daerah setempat yang mengandung nilai luhur dan moral. “Fokus penelitian ini mengklasifikasikan dongeng nusantara berdasarkan tema dan latar tempat. Tema yang dipilih tentang toleransi, kerukunan, dan sikap menghargai antarsuku, ras, budaya, dan agama,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 15 Desember 2020.
Pemilihan tema ini bertujuan menanamkan karakter nasionalisme dan memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat tertentu melalui kisah dalam dongeng. Adapun latar tempat guna menunjukkan betapa luas wilayah negeri ini dengan keunikannya dan mencegah dampak negatif etnosentris. Latar tempat secara tidak langsung juga mengenalkan anak usia dini pada daerah di Indonesia melalui cara yang menarik dan menyenangkan. (*)