Siarpedia.com, Sleman – Sebagai upaya merancang mitigasi bencana secara tepat, BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi bekerja sama dengan BPBD DIY melakukan pengamatan visual Gunung Merapi melalui udara, Kamis, 26 November 2020. Pemantauan menggunakan dua helikopter jenis EC155B1 yang berangkat dari Lapangan Udara Adisutjipto (Base Ops), Sleman dengan dua sortie (penerbangan) pukul 08.00 WIB dan 10.00 WIB.
Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah dan DIY memang telah dipantau sejak zaman kolonial Belanda. Pemantauan visual merupakan metode paling mudah dan sederhana, namun saat terjadi krisis dapat terkendala karena akses berbahaya untuk mendekati puncak, seperti pada saat ini Gunung Merapi yang berstatus ‘SIAGA’. Kepala BPPTKG Hanik Humaida turut bergabung dalam misi pemantauan ini.
Dalam kesempatan ini, Hanik juga berkoordinasi dengan instansi yang bergerak di bidang mitigasi bencana Gunung Merapi, yaitu BPBD DIY, BPBD Sleman, Polda DIY, BBWSSO, dan Dinas Kominfo DIY. “Dari pemantauan udara tadi terlihat jejak-jejak material guguran di sisi barat, yaitu di Lava (sisa erupsi tahun) 1998 yang mengarah ke hulu Kali Senowo dan Kali Lamat, serta di Lava (sisa erupsi tahun) 1948.” ujar Hanik dalam keterangannya.
Hanik menyampaikan kepada peserta misi bahwa potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik apabila terjadi erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Gunung Merapi. BPPTKG juga merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemkab Magelang, Pemkab Boyolali, dan Pemkab Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana.
“Kondisi Gunung Merapi terkini, sejauh pantauan kami, prediksi erupsi masih mengarah ke Sungai Gendol. Alur-alur sungai juga masih dalam, sehingga kalau pun sudah ada awan panas lari ke area tadi, itu masih mencukupi. Kita masih tunggu perkembangan selanjutnya dalam artian volume kubah lavanya. Termasuk kecepatan pertambahan kubah lava itu berapa, juga yang menentukan alurnya akan ke mana,”
“Kondisi Gunung Merapi terkini, sejauh pantauan kami, prediksi erupsi masih mengarah ke Sungai Gendol. Alur-alur sungai juga masih dalam, sehingga kalau pun sudah ada awan panas lari ke area tadi, itu masih mencukupi. Kita masih tunggu perkembangan selanjutnya dalam artian volume kubah lavanya. Termasuk kecepatan pertambahan kubah lava itu berapa, juga yang menentukan alurnya akan ke mana,” jelasnya. (*)