Siarpedia.com, Yogyakarta – Imelda Zahra Tungga Dewi dan Muhamad Faqih Ulinuha, mahasiswa Progam Studi (Prodi) Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berhasil menjadi Juara II dalam Lomba Essay Nasional. Even ini diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Geografi, Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 10/10/2020.
“Judul penelitiannya yang berhasil memenangkan kompetisi yakni; ‘Geography Essay Competition (GEC) – Digitalisasi Smartfarming dan Penyuluhan Pertanian Hidroponik Masa Depan’,” ungkap Imelda. Dijelaskan, ide temuannya ini bermula dari keprihatinan Imelda dan Faqih melihat kondisi kurangnya minat generasi muda dan masyarakat kota untuk bertani atau berkebun.
Juga permasalahan keterbatasan lahan bercocok tanam di perkotaan, akibat pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian maupun perumahan. Sementara, kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga dapat mengancam ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Kondisi itulah yang memunculkan ide membuat sistem yang memudahkan masyarakan kota dan generasi muda bertani.
“Yakni dengan digitalisasi pertanian tanaman hidoponiknya dengan menggunakan smartphone android. Alat ini dibuat dengan mengintegrasikan beberapa sensor yaitu; soil moisture (kelembaban tanah), DHT11 (suhu dan kelembaban udara), sensor pH, keran selonoid valve (keran air otomatis), kamera dan modul Wi-Fi (NodeMCU) pada tanaman hidroponik,”
“Yakni dengan digitalisasi pertanian tanaman hidoponiknya dengan menggunakan smartphone android. Alat ini dibuat dengan mengintegrasikan beberapa sensor yaitu; soil moisture (kelembaban tanah), DHT11 (suhu dan kelembaban udara), sensor pH, keran selonoid valve (keran air otomatis), kamera dan modul Wi-Fi (NodeMCU) pada tanaman hidroponik,” klaimnya.
Menurutnya, sistem ini dapat digunakan sebagai sarana pemantauan dan juga pengendalian budidaya tanaman hidroponik secara jarak jauh dengan bantuan teknologi internet of things (IoT). Selanjutnya keduanya melakukan riset lebih lanjut terhadap fitur atau menu penyuluhan pertanian secara digital. Sehingga dengan alat digital ini mamudahkan siapapun yang ingin bercocok tanam dengan sistem hidroponik. (*)