
Siarpedia.com, Jakarta – Turnamen seri Asia di Bangkok, Thailand, pada 12-31 Januari 2021 akan menjadi turnamen pertama bagi tim Indonesia setelah absen panjang akibat pandemi Covid-19. Badminton World Federation (BWF) bekerjasama dengan Badminton Association of Thailand (BAT) didukung pemerintah Thailand sedang mempersiapkan wadah turnamen dengan bubble system dan protokol kesehatan untuk mengantisipasi Covid-19.
Sejumlah prosedur telah dibuat demi kesehatan dan keselamatan para atlet dan ofisial yang berpartisipasi di turnamen Asia Open I, Asia Open II dan BWF World Tour Finals tersebut. Penyelenggara telah membuat bubble system yang artinya peserta hanya berada dalam satu lingkungan tertentu bersama dengan orang-orang yang sama dalam periode waktu 14 hari karantina.
Sebagaimana dilansir dari laman Persatua Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dinyatakan jika selama masa karantina tersebut pemain masih bisa mengikuti sesi latihan yang telah disediakan oleh penyelenggara. Seluruh atlet dan ofisial yang hadir diwajibkan untuk mengikuti test Covid-19 sebelum bertolak dari negara masing-masing dan beberapa test lagi selama di Bangkok.
“Kesehatan peserta adalah prioritas utama kami. Kami telah berkonsultasi dengan berbagai otoritas di Thailand mengenai bagaimana prosedur antisipasi Covid-19 yang efektif, akhirnya kami memutuskan untuk menetapkan bubble system selama periode turnamen seri Asia,”
“Kesehatan peserta adalah prioritas utama kami. Kami telah berkonsultasi dengan berbagai otoritas di Thailand mengenai bagaimana prosedur antisipasi Covid-19 yang efektif, akhirnya kami memutuskan untuk menetapkan bubble system selama periode turnamen seri Asia,” kata Khunying Patama Leeswadtrakul, Presiden BAT, dalam konferensi pers virtual yang digelar BWF.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan adanya turnamen seri Asia di Thailand pada Januari 2021, kemungkinan besar Indonesia Masters tidak akan bisa dilaksanakan karena BWF kini menggunakan pola penyelenggaraan banyak turnamen di satu negara untuk menghindari perpindahan tim dari satu negara ke negara lain yang dianggap tidak efektif dan tidak aman di masa pandemi Covid-19. (*)