Siarpedia.com, Bantul – Konferensi Nasional Autisme ke-2, sudah diseelenggarakan pertengahan September 2020 oleh KID ABA (Klinik Intervensi Dini Applied Behavior Analysis). Acara ini menampilkan narasumber dr Jerry Kartzinel MD FAAP, Syndey Baker MD dan Rudy Sutadi MD MHA membahas tentang permasalahan autisme dan diskusi dengan para mantan autisi remaja, dewasa serta problemnya.
Dengan menggunakan Zoom, konferensi nasional autisme yang merupakan seri yang ke 18 ini diselenggarakan dengan lancar. Setelah pemaparan materi dari pembicara utama, acara dilanjutkan sesi diskusi yang diisi oleh para mantan autisi, termasuk salah satunya adalah Fridelika Kurnia Sarnie, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
“Banyak topik diskusi menarik tentang autisme yang dibicarakan. Konferensi dihadiri 170 peserta dari berbagai penjuru Indonesia secara daring ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas jika mereka yang memiliki kebutuhan khusus juga mampu berprestasi dan berkarya,”
“Banyak topik diskusi menarik tentang autisme yang dibicarakan. Konferensi dihadiri 170 peserta dari berbagai penjuru Indonesia secara daring ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas jika mereka yang memiliki kebutuhan khusus juga mampu berprestasi dan berkarya,” ungkap Dika, panggilan akrab Fridelika Kurnia Sarnie, sebagaimana disampaikan Kepala Humas UMBY Widarta SE MM, Rabu, 30 September 2020.
Sebagai pembicara di sesi diskusi, Dika, mahasiswa angkatan 2017 asal Botang Kalimantan Timur (Kaltim) itu yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir di UMBY menyampaikan pesannya pada masyarakat luas bahwa anak-anak autis dapat memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi di masyarakat dan di dunia pendidikan. Ia pun terus mengasah minat dan bakatnya, serta berusaha agar ke depannya bisa lebih baik.
Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UMBY Alisa Hartati SPd MPd menyatakan bahwa PBI selalu terbuka bagi siapapun, serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswanya untuk berdinamika dan bersosialisasi di lingkungan akademik kampus dengan mengutamakan sisi humanis, tetapi tetap dengan mengedepankan pencapaian akademik. (*)