Siarpedia.com, Sleman – Banyak sektor terdampak akibat pandemi Covid-19. Dampak signifikan dirasakan sektor pariwisata, termasuk pariwisata di Kabupaten Sleman. Akibat pandemi ini tentunya berpengaruh terhadap penurunan devisa negara, pendapatan masyarakat yang berkurang, beberapa lapangan pekerjaan, seperti transportasi dan jasa konstruksi terimbas. Semua mengalami kelesuan dan pendapatan.
“Fakta ini diperkuat dengan situasi dan kondisi mati surinya sekitar 170 daya tarik wisata di Kabupaten Sleman selama masa tanggap darurat Covid-19, karena tidak lagi menerima kunjungan wisatawan, termasuk desa-desa wisata di Sleman,”
“Fakta ini diperkuat dengan situasi dan kondisi mati surinya sekitar 170 daya tarik wisata di Kabupaten Sleman selama masa tanggap darurat Covid-19, karena tidak lagi menerima kunjungan wisatawan, termasuk desa-desa wisata di Sleman,” ujar Nyoman Rai Savitri SPsi MEc.Dev, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha Pariwisata, Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Sleman.
Berbicara dalam Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan di Desa Wisata kerja sama Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (Puspar UGM) baru-baru ini, Nyoman menyatakan dampak sangat terasa utamanya pada penurunan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Penurunan PAD dari pariwisata ini secara tidak langsung berpengaruh pada penurunan pendapatan masyarakat.
Meski begitu, pemerintah kabupaten dan Pemda DIY tidak tinggal diam. Bersama para akademisi dan pengelola destinasi, pemerintah menyusun panduan penerapan protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan di Desa Wisata dilaksanakan Puspar UGM dalam program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Implementasi Education for Sustainable Development di Dusun Ketingan Tirtoadi Mlati.
Salah satu upaya Pemkab Sleman menerbitkan Perbup No 37.1/2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai pencegahan dan pengendalian Covid-19. Diperkirakan keberhasilan menekan penyebaran virus corona setidaknya dapat dilakukan dengan menegakkan disiplin dan menerapkan 3M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan memakai masker. Diharapkan pariwisata bisa bangkit kembali. (*)