Siarpedia.com, Yogyakarta – Sistem bertanam hidroponik mulai dikembangkan di sejumlah sekolah di Yogyakarta. SMP Piri 1 Yogyakarta misalnya, memilih sistem bertanam dengan media air ini untuk mengenalkan pertanian modern kepada siswanya. Berbeda dengan biasanya, sistem hidroponik yang dikembangkan SMP Piri 1 Yogyakarta memanfaatkan rooftop sebagai lahan untuk bertanam.
Meski memiliki tantangan yang tidak mudah, namun hasil panennya juga tidak kalah dengan sistem hidroponik pada umumnya. Tentu hal ini menjadi kepuasaan tersendiri jika mampu mengatasi tantangan tersebut. Kepala Sekolah SMP Piri 1 Kota Yogyakarta Budi Prasetyo Dewobroto menjelaskan, hidroponik yang sedang dikembangkannya merupakan bagian dari program Piri Islamic Green School.
“Hidroponik ini sebagian saja, ada yang lain seperti menghijaukan sekolahan dengan berbagai program termasuk pagar dari tanaman, pembuatan taman, dan hidroponik menjadi unggulan,” ucapnya, Jumat, 25 September 2020. Untuk menjalankan Piri Islamic Green School, pihaknya bekerja sama dengan penggiat tanaman. Selain untuk kepentingan produksi, hidroponik bertujuan sebagai media edukasi.
“Program ini sangat penting untuk pemanfaatan lahan sebagai bercocok tanam, persiapan sekolah adiwiyata, green school. Kami akan ke sana,” ucapnya. Selain itu, juga sebagai upaya pembentukan karakter, kalau tentang pendidikan bukan hanya hasil secara komersial saja, namun untuk memberikan bekal kepada para siswa nantinya, bahwa ini sangat bermanfaat untuk mereka di masa mendatang.
“Untuk mengatasi panas berlebihan, dipilihlah menggunakan polikarbonat dan paranet untuk mereduksi panas, sehingga panas matahari yang masuk hanya 60 persen saja. Tidak kalah penting komposisi nutrisi untuk kebutuhan tanamannya,”
Pengelola harian kebun hidroponik SMP 1 Piri Yogyakarta Sariman mengakui ada beberapa kesulitan yang dihadapi mengingat proses bertaman berada di rooftop. Namun sejauh ini masih bisa diatasi. “Untuk mengatasi panas berlebihan, dipilihlah menggunakan polikarbonat dan paranet untuk mereduksi panas, sehingga panas matahari yang masuk hanya 60 persen saja. Tidak kalah penting komposisi nutrisi untuk kebutuhan tanamannya,” paparnya. (*)