Siarpedia.com, Yogyakarta – Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke II tahun 2020 minus 5,32 persen. Hal itu berdampak bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi yang mengalami penurunan pendapatan hingga kekurangan modal. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan bisa memberikan stimulus agar Koperasi dan UMKM bisa bertahan di tengah kondisi pandemi sekarang ini.
“Pemerintah perlu memberikan stimulus bagi sektor UMKM dan koperasi dalam melakukan pemulihan ekonomi lokal,”
“Pemerintah perlu memberikan stimulus bagi sektor UMKM dan koperasi dalam melakukan pemulihan ekonomi lokal,” kata Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Hempri Suyatna di Yogyakarta berkaitan webinar yang bertajuk Ekonomi Rakyat di Pusaran Pandemi Covid-19. Menurut Hempri, banyak UMKM dan koperasi saat ini yang mengalami penurunan pendapatan bahkan minus.
Selain masalah likuiditas, banyak koperasi yang para anggotanya kesulitan membayar iuran anggota dan kondisi UMKM yang kekurangan modal. Padahal, di masa kondisi normal saja UMKM hanya mendapat 10-15 persen dari omset. “Ada tiga sektor di masa pandemi ini yang masih mengalami pertumbuhan yaitu sektor pertanian 2,19 persen, informasi dan komunikasi 10,88 persen, dan jasa keuangan 1,03 persen,” ungkapnya.
Untuk mendukung pengembangan Koperasi dan UMKM bisa bertahan di tengah masa pandemi, Hempri menawarkan beberapa strategi yang perlu dilakukan pemerintah selain memberikan stimulus langsung. Yakni dengan memberikan pelatihan pengembangan kapasitas terkait manajemen krisis, mendorong peningkatan daya beli masyarakat ke sektor UMKM serta mendukung proses digitalisasi koperasi.
“Perlu diketahui sekitar 59 persen saat ini UMKM berubah ke penjualan daring selama pandemi,” ungkap Hempri. Sementara di tingkat internal, UMKM perlu pengembangan inovasi produk yang sesuai kebutuhan pasar dan mendapat jaminan sosial atau asuransi. Sedangkan koperasi perlu merevitalisasi layanan dan organisasi. Selain itu, koperasi perlu mendorong penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM serta rebranding. (*)