Siarpedia.com, Yogyakarta – Daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) pada kawasan Indonesia Timur masih mengalami problematika pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan persoalan serius lainnya. Seperti akses dan jenjang pendidikan yang tidak merata, dan masalah pertumbuhan ekonomi yang belum memadai. Ditambah pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini menjadi dilema tersendiri.
Sebagai bentuk komitmen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk tanggung jawab sosial, melalui Lembaga Publikasi, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY melakukan serangkaian pengabdian di beberapa kawasan di Indonesia Timur. Dalam pelaksanaannya, LP3M UMY mengadakan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan hibah stimulasi program pengembangan SDM dan infrastruktur sosial.
“Seperti yang terbaru monev di daerah Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2019 pada tanggal 4-5 Agustus 2020 yang dilakukan secara virtual,”
“Seperti yang terbaru monev di daerah Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2019 pada tanggal 4-5 Agustus 2020 yang dilakukan secara virtual,” ungkap Dr Ir Gatot Supangkat MP IPM, Kepala LP3M UMY, Kamis, 6 Agustus 2020. Ia mengatakan bahwa monitoring dan evaluasi merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan berdasarkan standar mutu pada program pengabdian masyarakat.
Menurutnyan, monitoring dan evaluasi merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan berdasarkan standar mutu suatu program atau kegiatan, salah satunya adalah program pengabdian kepada masyarakat yang telah ditetapkan standar mutunya. Oleh karena itu, program pengabdian kepada masyarakat hibah dana stimulan bagi mitra di Papua dan NTT yang telah dilaksanakan tahun 2019 harus dilakukan monitoring dan evaluasi.
Dr Adhianty Nurjanah SSos MSi, Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat LP3M UMY menyatakan tujuan monev untuk memetakan keberlangsungan dan kendala realisasi hibah stimulan yang dilakukan oleh UMY setahun yang lalu. Program pengabdian ini bertujuan untuk membantu kelompok masyarakat diantaranya daerah di Kampung Warmon Kokoda terdapat enam kelompok masyarakat dan di Tli’u terdapat tiga kelompok masyarakat. . (*)