Siarpedia.com, Bantul – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud) telah membuat kebijakan berkaitan penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Dari diperbolehkannya KBM tatap muka dengan syarat khusus sampai tetap online, meski saat ini masih dalam pandemi Covid-19. Khusus di wilayah DIY, karena masih diberlakukan tanggap darurat bencana, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY tetap menerapkan KBM secara online.
Saat ini di sekolah-sekolah di DIY pun sudah memasuki KBM. Karena ketentuan KBM secara daring sudah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, melalui Dikpora DIY, sehingga sekolah pun berkewajiban untuk mematuhi aturan tersebut. Namun yang terjadi apakah KBM atau pembelajaran secara daring atau online sudah bisa berjalan maksimal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri.
“Sudah (KBM),” ungkap Kepala SMA N 1 Sedayu Subarino PhD, Senin, 20 Juli 2020. Meskipun tercatat sebagai sekolah unggulan di DIY, tepatnya untuk wilayah Bantul, namun pembelajaran secara daring di sekolah tersebut bukan tanpa masalah. Selain berada di kawasan atau daerah pinggiran kota yang berbatasan dengan pedesaan, peserta didik di SMA N 1 Sedayu juga beragam kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikannya.
“Kendala kuota/pulsa, Orangtua (ortu) belum semua peduli TIK (teknologi informasi dan komunikasi),” ungkap Subarino. Selain itu, menurutnya, kemampuan guru dalam bidang TIK juga masih menjadi kendala tersendiri, sehingga pihaknya hanya bisa berupaya memaksimalkan sarana dan kemampuan sivitas sekolah agar KBM bisa sesuai harapan bersama. Karena itu, dukungan orangtua juga penting.
Bukan hanya soal perangkat teknologi yang belum memadai dan merata, materi pelajaran juga tidak semuanya bisa disampaikan secara online atau daring karena sifatnya harus praktikum. Kondisi demikian menjadi tidak mudah bagi guru bersangkutan, sehingga perlu solusi bersama. “Ada mapel tertentu yang baru untuk kelas X, seperti kimia dan praktikumnya, itu juga tidak bisa disampaikan secara online,” katanya. (*)