Siarpedia.com, Yogyakarta – Kota Yogyakarta pada Juni 2020 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Andil terbesar yang mendorong terjadi inflasi di kota gudeg ini adalah daging ayam ras yang naik sebesar 14,32 persen. Sedangkan laju inflasi kalender (Juni 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 0,79 persen dan laju inflasi year on year (Juni 2020 terhadap Juni 2019) sebesar 1,95 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Dr Heru Margono MSc menyatakan, Kota Yogyakarta pada Juni 2020 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17 persen. Disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi, yaitu kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen,”
Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya menyumbang sebesar 0,19 persen, dilanjutkan oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,07 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,20 persen. “Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi, yaitu kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen,” ungkap Heru Margono di Yogyakarta, Rabu, 1 Juli 2020.
Dikatakan pula oleh Heru Margono, jika kelompok transportasi juga menjadi penyumbang deflasi sebesar 1,35 persen di Kota Yogyakarta. Untuk kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar 0,25 persen. Adapun kelompok yang relatif stabil, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga; dan kelompok pendidikan.
“Dari 90 kota yang dihitung angka inflasinya, 76 kota IHK mengalami inflasi dan 14 kota IHK mengalami deflasi. Kota Yogyakarta pada Juni 2020 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Laju Inflasi kalender (Juni 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 0,79 persen dan laju inflasi year on year (Juni 2020 terhadap Juni 2019) sebesar 1,95 persen,” papar Heru Margono. (*)