Siarpedia.com, Yogyakarta – Dosen Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Harsojo SU MSc dikukuhkan sebagai Guru Besar, Selasa, 30 Juni 2020 di Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pengukuhannya, Harsojo menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul ‘Peran Material Nano dalam Energi pada Masa Datang’.
Harsojo mengatakan nanomaterial adalah material berukuran kecil, bahkan setara rambut manusia yang dibagi 100 ribu. Meski begitu, material nano masih bisa dipilah lagi menjadi no dimensi atau quantum dot, kawat satu dimensi, lapisan tipis dua dimensi dan partikel tiga dimensi. Bila sebelumnya riset material nano memiliki potensi luas menggunakan bahan yang ada, seperti karbon dan sedikit nanomaterial khususnya untuk baterai dan superkapasitor.
Ia mencontohkan bahan kuantum dit digunakan sebagai bahan nano semikonduktor yang digunakan untuk lampu LED atau Light Emititing Diode. Menurutnya, energi untuk menyalakan lampu sangat kecil tetapi intensitas cahaya yang dikeluarkan cukup besar. “Lampu listrik yang menggunakan LED memiliki umur lampu yang tahan lama,” kata Harsojo, yang lahir di Magelang 4 April 1958 lalu
“Selain itu, perubahan material menjadi nano bisa menimbulkan perubahan sifat fisika dan kimia karena hadirnya efek kuantum di dalam dimensinya. Salah satunya teknologi kawat nano yang telah dinikmati oleh berjuta-juta orang lewat layar sentuh pada handphone dan laptop. Sementara untuk memanfaatkan sifat transparan, kawat nano dapat digunakan untuk membaca tombol handphone yang digerakkan,”
“Selain itu, perubahan material menjadi nano bisa menimbulkan perubahan sifat fisika dan kimia karena hadirnya efek kuantum di dalam dimensinya. Salah satunya teknologi kawat nano yang telah dinikmati oleh berjuta-juta orang lewat layar sentuh pada handphone dan laptop. Sementara untuk memanfaatkan sifat transparan, kawat nano dapat digunakan untuk membaca tombol handphone yang digerakkan,” paparnya.
Menurutnya, tak hanya di teknologi layar sentuh yang berkembang pada masa yang akan datang, namun ketika memasuki era automotif listrik. Pembangkit energi bergeser dari skala yang ada ke skala feasible. Pada masa itu, energi besar berfungsi sebagai energi penyuplai yang kadangkala diperlukan. Pemanfaatan sumber energi nantinya tidak hanya terbatas pada energi fosil dan energi terbarukan, tetapi juga energi berbasis karbon atau karbon sisa. (*)