Anak Penjaga Hutan Pun Bisa Kuliah S3 ke Jepang  

Tukiyat bersama keluarganya.
Tukiyat bersama keluarganya.

TUKIYAT (51) tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat mendapat telepon dari anak semata wayangnya, Sawitri, yang menyatakan tidak lama lagi pulang dari Jepang. Bukan pandemi Covid-19 yang menyebabkan Sawitri memutuskan pulang ke rumahnya yang berada di tengah Hutan Wanagama Gunungkidul. Kepulangan Sawitri ke tanah air karena pendidikan doktor yang ditempuhnya di Jepang bakal tuntas.

 

Tukiyat merupakan penjaga hutan Wanagama yang dikelola oleh Universitas Gadjah Mada, itu bercerita jika anaknya saat ini menempuh program doktor di Prodi Biosphere Resource  Science and Technologi dengan menekuni kajian genetika hutan di Universitas Tsukuba Jepang dan bakal segera pulang. Sebagai penjaga hutan yang sudah dijalani sejak tahun 1991 di hutan Wanaga, Tukiyat bersama istri dan anaknya biasa tinggal di hutan Wanagama.

 

Namun, kondisi demikian tidak jadi penghalang bagi Sawitri untuk studi, justru dengan lingkungan hutan menjadi media pembelajaran bagi Sawitri untuk mengenal hutan lebih dekat. “Paling main di sekitar hutan atau membaca buku di rumah,”  kata Tukiyat saat dihubungi via ponsel, Kamis kemarin. Tukiyat bercerita, meski hidup di hutan, namun Sawitri sering ia tinggalkan sendiri di rumah sejak kecil.

 

“Untung anaknya penurut, jadi kita nggak khawatir dia ke mana-mana. Kebiasaan Sawitri yang paling saya ingat adalah hobinya yang suka baca buku,”

 

Hal itu terpaksa dilakukan bila kebetulan ia ditugaskan menyemai benih di area hutan yang lokasinya agak jauh, sedangkan istrinya tengah bertugas menjadi koki saat ada tamu yang menginap di wisma Wanagama, “Untung anaknya penurut, jadi kita nggak khawatir dia ke mana-mana. Kebiasaan Sawitri yang paling saya ingat adalah hobinya yang suka baca buku,” ungkapnya.

 

Selain buku dari sekolah, koleksi buku-buku tentang kehutanan yang ada di perpustakaan Wanagama pun sempat dibacanya. Namun, siapa sangka hobi baca buku ini mengantarkan Sawitri meraih jenjang akademik tertinggi yakni pendidilan program doktor. Bahkan, bidang ilmu yang digelutinya pun tidak jauh dari lingkungan yang biasa ia kenal sejak kecil, seputar hutan.   (*)

Tinggalkan Balasan