Siarpedia.com, Bantul – Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DIY, salah satunya Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berharap pemerintah ikut memperhatikan nasib kampus-kampus swasta dalam masa pandemi Covid-19 pada saat ini. Apalagi, operasional kampus swasta sangat tergantung dari SPP mahasiswa, sehingga dengan ekonomi masyarakat yang terganggu berimbas pula pada keberlangsungan kampus-kampus swasta.
“Imbas pandemi Covid-19 yang belum tuntas hingga saat ini, bahkan bisa sampai beberapa bulan ke depan menjadikan operasional kampus swasta mengalami masa sulit finansial yang tidak mudah,”
“Imbas pandemi Covid-19 yang belum tuntas hingga saat ini, bahkan bisa sampai beberapa bulan ke depan menjadikan operasional kampus swasta mengalami masa sulit finansial yang tidak mudah,” ungkap Rektor UMBY Dr Alimatus Sahrah Msi MM, Selasa, 12 Mei 2020. Ia menyampaikan hal itu disela launching Sistem Informasi Akademik (SIA) UMBY dan penyerahan bantuan untuk mahasiswa terdampak Covid-19.
Alimatus Sahrah hanya bisa berharap untuk pemasukan kampus yang didominasi dari SPP mahasiswa tetap berjalan lancar, meskipun pandemi virus korona belum diketahui sampai kapan akan berakhir. “Diupayakan tidak terjadi masalah. Sejauh ini, alhamdulillah di UMBY masih aman, juga bulan-bulan mendatang. Perkembangan penerimaan mahasiswa baru juga kami masih optimis, aman,” ungkapnya.
Alimatus Sahrah mendapatkan info jika di DIY, sejumlah PTS, utamanya kampus berskala kecil dan menengah mengalami masalah serius, sehingga sebagai sesama PTS ia hanya berharap pemerintah ikut memperhatikan nasib kampus swasta. “Belum lagi potensi penurunan jumlah mahasiswa baru. Bisa jadi banyak yang cuti mahasiswa lama. Di sisi lain harus membiayai operasional, termasuk gaji dosen dan karyawannya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) mencatat, jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia mencapai 4.520 kampus, termasuk PTS yang ada di Aptisi wilayah DIY. Dari 4.520 kampus, tercatat 70 persen di antaranya berpotensi mengalami kesulitan pembiayaan serius di semester depan, karena terdampak pandemi virus korona (Covid-19). (*)