Siarpedia.com, Yogyakarta – Menjalani anjuran social distancing selama pandemi Covid-19 dalam jangka waktu relatif lama memunculkan persoalan kesehatan mental, seperti cemas dan stres pada sebagian besar masyarakat. Wanita pun menjadi kelompok yang rentan terpengaruh kesehatan mentalnya. Karenanya, kelola diri secara baik, terutama memanajemen masalah dalam hidup tidak bisa diabaikan.
Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Ronny Tri Wirasto SpKJ menjelaskan, wanita sebenarnya lebih mampu mengendalikan stres dibandingkan laki-laki. Kemampuan perempuan mengendalikan stres berkaitan tingginya hormon esterogen dalam tubuh yang berfungsi memblokir efek negatif stres di otak.
“Harusnya wanita lebih tahan stres dibandingkan laki-laki, karena laki-laki hormonya mudah labil, sehingga emosinya bisa naik turun. Namun, menariknya wanita yang semestinya stabil secara emosional justru menjadi lebih emosional,”
“Harusnya wanita lebih tahan stres dibandingkan laki-laki, karena laki-laki hormonya mudah labil, sehingga emosinya bisa naik turun. Namun, menariknya wanita yang semestinya stabil secara emosional justru menjadi lebih emosional,” papar dr Ronny Tri Wirasto, yang tercatat juga sebagai psikiater di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta, Jumat, 8 Mei 2020.
Menurut Ronny Tri Wirasto, mengapa wanita mejadi lebih rentan secara emosi dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya terkait kesehatan fisik. Secara umum, wanita tidak begitu memperhatikan kondisi tubuhnya. Misalnya, jika sakit diabaikan dan akhirnya menumpuk sehingga lebih rentan. Selain itu, wanita mempunyai kecenderungan lebih pemikir dibandingkan laki-laki.
“Wanita sering memikirkan sesuatu secara berlebihan yang membuatnya rentan mengalami stres. Wanita berpikirnya mendalam dalam banyak hal dan ini bisa memicu stres itu sendiri,”ujar Ronny Tri Wirasto. Karena itu, tatakelola dan manajemen masalah agar tak berujung menjadi stress tidak bisa diabaikan, sehingga kualitas hidup dan kejiwaan terjaga baik. (*)