Siarpedia.com, Yogyakarta – Mikrobiota memengaruhi daya tahan tubuh dengan meningkatkan jumlah immunoglobulin A (IgA), serta TH1 dan TH17. Pada masa pandemik Covid-19 ini menjadi cara termudah untuk meningkatkan jumlah mikrobiota, yaitu dengan mengonsumsi prebiotik. Demikian diungkapkan peneliti Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ika Puspitasari MSi PhD.
Ia menjelaskan, prebiotik merupakan bahan makanan berupa karbohidrat kompleks yang sulit dihirolisis/dicerna oleh enzim pencerna karbohidrat, sehingga tidak diserap oleh usus. Jadi, prebiotik merupakan makanan bagi mikrobiota. Sumber makanan karbohidrat kompleks sulit dicerna karena memiliki rantai yang panjang dan bercabang. Karbohidrat kompleks ditandai dengan indeks glisemik (IG) yang sedang hingga rendah.
“Indeks glisemik yang rendah menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit dicerna, tidak dengan segera atau lebih lama diubah menjadi karbohidrat monosakarida, sehingga tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah secara cepat,”
“Indeks glisemik yang rendah menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit dicerna, tidak dengan segera atau lebih lama diubah menjadi karbohidrat monosakarida, sehingga tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah secara cepat,” ujarnya Senin, 4 Mei 2020. Bahan dengan IG rendah, kata Ika, akan bertahan lama di saluran cerna, sehingga memberikan rasa tidak cepat lapar.
Bahan-bahan dengan IG rendah hingga sedang ini akan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek yang penting bagi peningkatan daya tahan tubuh dengan mempertahankan kondisi saluran cerna sehat dan seimbang. “Keberadaan asam lemak rantai pendek dalam jumlah banyak ini akan meningkatkan populasi mikrobiota antara lain bifidobacterium adolescentis, ruminococcus bromii, dan Eubacterium rectale ,” paparnya.
Beberapa sumber karbohidrat kompleks lokal, Porang mampu menurunkan bakteri E.coli, meningkatkan asam lemak rantai pendek, menurunkan pH feses. Uwi, Gadung, Talas yang menunjukan indek glisemik 14-22, meningkatkan bakteri L. acidophilus, L. paracasei, L. rhamnosus, dan L. plantarum. Ganyong dan Garut meningkatkan Lactobacillus. Ubi jalar meningkatkan Bifidobacterium dan Lactobacillus, serta menurunkan Enterobacillus. (*)