Greysia Polii : Lebih Banyak Instropeksi

Siarpedia.com, Jakarta – Greysia Polii berbagi cerita mengenai perasaannya di tengah pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia, termasuk Indonesia. Pemain spesialis ganda putri penguni Pelatnas Cipayung ini mengaku jika pada awalnya merasa bisa rehat sejenak dari aktivitas atlet yang padat. Lingkungan atlet yang begitu kompetitif membuat Greysia sejak kecil tak pernah benar-benar menikmati waktu liburnya.
“Dulu kalau libur, sehari dua hari masih oke. Di hari ketiga rasanya mau buru-buru latihan lagi. Sekarang kan ibaratnya dunia juga sedang beristirahat, saya nggak kepikiran ketinggalan dari lawan yang sudah latihan, jadi kali ini lebih peaceful,”
Dituturkan peraih medali emas Asian Games 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari ini, ia khawatir jika libur terlalu lama bisa membuatnya tertinggal dari pesaingnya. “Dulu kalau libur, sehari dua hari masih oke. Di hari ketiga rasanya mau buru-buru latihan lagi. Sekarang kan ibaratnya dunia juga sedang beristirahat, saya nggak kepikiran ketinggalan dari lawan yang sudah latihan, jadi kali ini lebih peaceful,” kata Greysia sebagaimana dilansir PBSI.
Greysia mulai merasakan dampak wabah Covid-19 sepulangnya dari turnamen bergengsi All England 2020. Seluruh tim yang baru kembali dari luar negeri diwajibkan untuk mengikuti isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung selama 14 hari. “Bukannya gimana ya, tapi biasanya kan atlet dari kecil memang jadwalnya padat. Kami ada tuntutan selalu dalam peforma yang bagus sehingga bisa bersaing, bukan cuma nasional tapi di dunia,” ungkapnya.
Ya, memang sejak dari dulu, Greysia sudah memikirkan target, begitu terus dari kecil, jadi masa sekarang ini saya manfaatkan untuk rehat, bukan cuma fisik tapi juga pikiran. “Sejujurnya waktu pulang dari All England itu rasanya tenang di masa isolasi. Akhirnya sebagai atlet saya bisa merasakan istirahat tanpa merasa dikejar-kejar. Biasanya kan libur sebentar sudah mikirin target, jadwal latihan lagi, tanding lagi,” jelas Greysia.
Imbas wabah Covid-19 mulai terasa di berbagai lapisan masyarakat, termasuk insan olahraga. Dari sisi atlet, berkurangnya turnamen dan waktu latihan tentu menjadi tantangan tersendiri. Apalagi tahun ini menjadi tahun yang krusial menuju event akbar Olimpiade Tokyo 2020. “Sekarang perasaan saya flat saja. Saya lebih mempersiapan diri ke olimpiade tahun depan. Persiapannya lebih ke mental dan pikirannya dulu,” tutur Greysia. (*)