Siarpedia.com, Yogyakarta – Emas semakin berkilau saat pandemi Coronavirus disease atau Covid 19 seperti sekarang ini. Ketidakpastian ekonomi dunia mendorong pembelian tinggi, berimbas pada kenaikan harga, juga inflasi tak terhindarkan. Kota Yogyakarta pun mengalami inflasi 0,07 persen pada Maret 2020. Andil terbesar yang mendorong terjadinya inflasi adalah emas perhiasan yang naik 4,98 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat jika perkembangan harga berbagai komoditas di Yogyakarta pada Maret 2020 secara umum juga menunjukan tren kenaikan harga. Hasil pemantaaun BPS DIY pada Maret 2020 saja, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi sebesar 0,07 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,33 di Februari 2020 menjadi 105, 40 di Maret 2020.
“Untuk inflasi di Kota Yogyakarta sebesar 0,07 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga kosumen kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,40 persen, kelompok perumahan, air dan listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,9 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,13 persen,” ungkap Kepala BPS DIY Dr Heru Margono MSc, Kamis, 2 April 2020.
Sedangkan kelompok kesehatan 0,02 persen, transportasi 0,18 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 0,11 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,80 persen. Untuk kelompok yang mengalami deflasi yaitu makanan minuman dan tembakau sebesar 0,19 persen, serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,10 persen, Adapun kelompok yang relatif stabil adalah bidang pendidikan dan penyedia layanan makanan minuman.
Beberapa barang yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2020 hingga memberikan andil terjadinya inflasi adalah emas dan telur ayam ras naik sebesar 4,98 persen dan 4,35 persen dengan memberikan andil masing-masing 0,04 persen. Untuk bawang merah naik 10,17 persen dengan andil sebesar 0,03 persen, beras, gula pasir, bawang bombay naik 0,70 persen, 5,07 persen dan 66,36 persen dengan andil 0,02 persen. (*)