Siarpedia.com, Yogyakarta – Meletusnya Gunung Merapi di tengah masalah pandemi Coronavirus disease atau Covid-19 saat ini, masyarakat Jawa masih punya cara tersendiri untuk menyikapinya dengan tetap memegang kepercayaan untuk bisa berpikir positif. Salah satunya seperti yang ramai tersebar melalui jejaring aplikasi pesan sejak Sabtu 28 Maret 2020, tentang Ki Lurah Semar yang muncul dalam gumpalan kolom awan erupsi Gunung Merapi.
Banyak yang mempercayai munculnya sosok Ki Lurah Semar di awan erupsi Gunung Merapi merupakan pertanda hal baik akan datang. Cerita masyarakat selama ini menyebut jika Gunung Merapi adalah kembaran Gunung Merbabu. Ibaratnya Merapi laki-laki, Merbabu wanita. Setiap empat tahun sekali Merapi memberi hadiah untuk umat manusia. Berwujud lahar lava yang memberi keberkahan bagi mahluk hidup.
Kisah ini ditulis dalam Kitab Pustaka Raja oleh Pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yang bernama Raden Ngabehi Ranggawarsita, yang ngerti sakdurunge winarah, mengetahui sebelum hal tersebut terjadi. Gunung Merapi pun selama ini mempunyai peran penting tersendiri untuk kehidupan manusia. Lahar dan lava menjadi beberapa contoh bagaimana Merapi memberikan kehidupan bagi masyarakat luas.
Seperti diketahui pada Jumat dan Sabtu, 27 dan 28 Maret 2020, kemarin gunung aktif tersebut meletus beberapa kali. Setelah terjadi letusan pada 27 Maret 2020, pukul 10:46 WIB, di Gunung Merapi terjadi letusan kembali pada 27 Maret 2020, pukul 21:46 WIB dan pada 28 Maret 2020, pukul 05:21 WIB. “Letusan tersebut masing-masing menghasilkan tinggi kolom 1.000 m dan 2.000 m,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Sabtu, 28 Maret 2020.
Hanik Humaida menjelaskan, seismograf merekam letusan beramplitudo masing-masing 40 mm dan 50 mm berdurasi 180 detik. VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) diterbitkan berkode warna orange. Angin saat kejadian letusan mengarah ke Barat. Meski meletus beberapa kali, sampai Minggu, 29 Maret 2020, BPPTKG menyatakan jika status Gunung Merapi masih tetap Waspada. (*)