Siarpedia.com, Yogyakarta – Pendidikan merupakan suatu proses panjang untuk mengembangkan potensi, sehingga mampu bertahan hidup. Proses ini merupakan hak asasi yang diperoleh semua manusia, tak terkecuali bagi anak-anak penyandang disabilitas. Berawal dari persoalan itulah, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan Smart Braille Box.
“Inovasi kami ini menjadi sarana sebagai media pembelajaran bahasa asing untuk mengasah listening dan speaking pada penyandang tunanetra,” ungkap Umy Rahma Damayanti dari Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNY, salah satu pembuat inovasi tersebut, Rabu, 25 Maret 2020. Ia dibantu oleh Lismayasari Annisyah dan Qurrotunnisa Nur Aini dari Prodi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY.
Umy Rahma Damayanti menjelaskan, jika para penyandang disabilitas adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu yang lama. Mereka juga dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan-hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.
Sedangkan revolusi industri 4.0, ditandai penyebaran informasi menembus ruang dan waktu, bergerak secepat menggerakkan jari. Jika tak ada pemutakhiran teknologi ramah disabilitas, maka kelompok penyandang disabilitas adalah kelompok yang rentan tergilas serangan informasi. Upaya yang dilakukan pemerintah tetap dirasa kurang efektif. Media belajar berupa buku kamus braille yang disedikan sekolah masih tak efektif dan efisien.
Dikatakan, media pembelajaran interaktif cocok untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak tunanetra. Selain adanya daya tarik pembelajaran, juga penguatan informasi yang diberikan melalui dua jalur informasi anak tunanetra. Smart Braille Box ini memudahkan penyerapan materi bahasa asing, spesifik pada kemampuan listening dan speaking, serta mengasah kemampuan berbahasa asing, inovatif, dan berfikir kognitif-konstruktifistik. (*)