Siarpedia.com, Yogyakarta – Dampak Coronavirus disease atau Covid 19 bagi kehidupan saat ini bukan lagi berita isapan jempol. Bukan saja menyangkut masalah sosial, namun perekonomian masyarakat sangat terganggu, serta gerusannya terhadap ekonomi luar biasa. Roda perekonomian, utamanya bidang pariwisata dan jasa terpukul dengan wabah virus corona ini. Dari pembatalan perjalanan wisata, sampai hunian hotel yang turun drastis.
Ketua Perhimpunan dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, beberapa waktu lalu menyebut, Coronavirus ini benar-benar sangat menyesakkan, seperti badai yang datang seketika, serta menghancurkan apa saja yang ada, sampai-sampai pengusaha hotel restoran mewacanakan akan merumahkan karyawannya karena tak sangggup menggajinya, imbas merosotnya pendapatan. Semua sektor terkena imbasnya, bukan saja ekonomi paling parah merasakan imbasnya.
Indonesia, termasuk Yogyakarta dibuat kehilangan pendapatan dari berbagai sisi, sebut saja pariwisata hingga perdagangan. Masalah kehidupan sosial dan budaya pun terganggu, sejumlah lembaga pemerintah, negeri dan swasta diminta mengisolasi diri guna meminimalisir perluasan serbaran Coronvirus. Bahkan, saat ini nilai tukar rupiah merosot tajam, nyaris mengulang skenario buruk serupa yang pernah terjadi saat krisis 1998.
Sejumlah fakta-fakta jika Coronavirus memiliki dampak luar biasa, seperti disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sebagai langkah antisipasi keterpurukan ekonomi, ia mengaku telah menyiapkan berbagai skema penanganan virus corona. Termasuk jika menghadapi kondisi terburuk, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis hingga 0 persen. Bernasib sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga jatuh meluncur.
“Skenario terburuk tersebut bisa terjadi jika virus corona berlangsung dalam waktu yang lama, lebih dari enam bulan. Hal itu juga bisa terjadi jika Indonesia melakukan isolasi penuh (lockdown). Selain itu, kondisi harga minyak terus anjlok, perdagangan internasional menurun, hingga sektor penerbangan yang mengalami tekanan hingga 75 persen,” ungkapnya dalam video conference, Jumat 20 Maret 2020 di Jakarta. (*)