CORONAVIRUS disease atau Covid 19 bukan saja membuat dunia heboh, tapi banyak cerita dan kisah di dalamnnya, termasuk di Indonesia, setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan temuan pasien terjangkit virus tersebut di negeri ini. Dunia bisnis, pariwisata, olahraga dan sejumlah layanan ikut terganggu. Virus ini bukan lagi berita internasional, tapi menjadi bahasan sehari-hari kini di masyarakat.
Berita dan informasi tentang Coronavirus ini juga telah merangsek kehidupan pribadi, melalui berbagai aplikasi dan pesan jejaring yang mudah diakses masyarakat seiring kecanggihan teknologi. Konsumsi informasi masyarakat mengubah cara hidup keseharian pada saat ini. Bulan Februari 2020, penulis masih bisa tenang-tenang saja membaca pemberitaan tentang orang-orang yang jatuh sakit terkena Covid 19 di Wuhan, China, karena masih minim pengetahuan, meski ada juga perasaan cemas karena mematikan.
Namun, gencarnya publikasi, tak jarang sampai breaking news berkali-kali oleh sejumlah stasiun televisi, termasuk situs berita online membuat penasaran penulis terhadap penyakit ini menjadi lebih, termasuk usai pengumuman dari Presiden Jokowi. Bersimpati terhadap korban beserta keluarga dan tim medis sudah pasti, namun tanpa rasa khawatir jelas tak mungkin. Bombardir berita dan informasi ibarat derasnya aliran air bah membuat penulis menyadari Coronavirus jelas berbahaya, juga karena mematikan tersebut.
Segalanya bergerak sangat cepat. Tiba-tiba penulis mendapat pengumuman dari sejumlah instansi yang menjadwal ulang acaranya, kebijakan kuliah daring atau dalam jaringan. Lebih was-was lagi, di media massa, televisi, portal berita online, maupun di media sosial juga didapati pemberitaan tentang jumlah korban virus corona yang tidak pernah susut, justru semakin banyak. Wilayah yang terkena wabah juga kian meluas. Cemas tentulah.
Satu hal yang membuat penulis tak nyaman, ada saja orang membuat Coronavirus ini sebagai candaan, yang tersebar di media sosial, termasuk informasi hoaks yang menyesatkan pikir. Tolonglah, jaga hati mereka yang was-was. Hormatilah dokter dan perawat yang berjuang membantu kesembuhan pasien. Sementara mereka sewaktu-waktu juga bisa tertular. Mari peduli sesama, bersatu melawan Coronavirus sesuai arahan dan informasi yang benar dari pihak berwenang. Peduli untuk Yogyakarta dan Indonesia lebih baik. (*)