Siarpedia.com, Yogyakarta – Kata Tuhan merupakan hal luar biasa, ada spesifik efek atau khas saat bicara tentang Tuhan di dalam otak ini. Saat anak-anak membicarakan tentang apa itu Tuhan, yang tercipta di otak anak-anak secara konkret dan berusaha menvisualisasikannya. Seiring waktu, memasuki usia dewasa, saat emosi dan spiritualitasnya terbangun semakin terasa makna spesifik tentang Tuhan.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Prof Syafaatun Almirzanah MA MTh PhD DMin mengemukakan hal itu dalam launching dan bedah buku karyanya yang berjudul ‘Ketika Umat Beriman Mencipta Tuhan’ di Gedung Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, Kamis, 12 Maret 2020. Tampil sebagai pembedah atau yang mengupas buku Guru Besar (emeritus) Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Romo Prof Franz Magnis Suseno SJ.
Menurut Syafaatun, Tuhan yang tidak melebihi Tuhan bukanlah Tuhan, Tuhan yang terkukung dalam suatu bahasa, dibatasi oleh definisi tertentu, dikenai dengan nama tertentu yang telah menghasilkan bentuk kendali sosio kultural tertentu bukanlah Tuhan, tetapi telah menjadi suatu ideology agama. Karena itulah, salah satu alasan atau latarbelakang kehadiran buku yang berjudul ‘Ketika Umat Beriman Mencipta Tuhan’ ini lahir.
Saat mengupas buku berjudul ‘Ketika Umat Beriman Mencipta Tuhan’, Franz Magnis Suseno mengatakan, pilihan judul karya ini cukup bagus dan menarik. Saat agama ditantang oleh kehidupan, termasuk mendefinisikan tentang Tuhan. “Tentu judul buku ini menarik perhatian, termasuk dilihat dari neurosains bahwa umat mencipta Tuhan. Tuhan yang tidak melebihi Tuhan bukanlah Tuhan,” ucapnya Romo Magnis.
Menurutnya, menalar Tuhan, itulah yang sejak permulaannya menjadi obsesi filsafat. Menggapai Tuhan melalui pikiran menjadi hasrat tertinggi filsafat sampai 200 tahun lalu. Di permulaan abad 21, pertanyaan tentang Tuhan masih tetap berada di pusat pemikiran para filsuf. “Sedangkan di panggung filsafat muncul paham ateisme di mana Tuhan berada di luar batas-batas wacana rasional,” ucap Romo Magnis, yang juga seorang tokoh umat Katolik. (*)