Siarpedia.com, Magelang – Topeng ireng saat ini menjadi salah satu kesenian yang menghibur. Selain mengandung makna mendalam, sebagai seni gerak tubuh, juga banyak nilai dan makna yang terkandung di seni budaya ini, utamanya nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa diajarkan melalui media seni budaya ini. Berkaitan hal itu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menjadikan tari topeng ireng sebagai salah satu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswanya.
“Jika menilik ke belakang, kemunculan tari topeng ireng bermula pada penjajahan Jepang. Saat itu banyak pribumi yang tidak diperbolehkan menggunakan ilmu kanuraga atau pencak silat dalam aktivitasnya, sehingga banyak prajurit Keraton menyamar sebagai penduduk biasa beraktivitas pencak silat diiringi musik jedor atau seruling” ungkap Kepala Humas UMBY Widarto MM, Kamis, 27 Februari 2020, berkaitan program KKN 29 Dampit 1 Windusari.
Dijelaskan, pementasan topeng ireng menjadi salah satu program kerja utama dari kelompok 29 KKN-PPM UMBY di Dusun Dampit 1 Windusari Magelang. Tujuannya adalah tidak lain untuk memperkenalkan topeng ireng secara luas sebagai produk kesenian. Untuk output dari program kerja KKN UMBY itu sendiri nantinya adalah sebuah video promosi dan artikel tentang topeng ireng. Konten positif budaya bangsa ini diharapkan menjadi salah satu ikon wisata juga.
Sedangkan yang diyakini sebagai tempat pertama kali topeng ireng dipentaskan adalah di lereng bukit Menoreh Magelang di daerah Tuk Songo. Nama topeng ireng sendiri diambil dari kata toto lempeng irama kkenceng. Toto bermakna menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada, dan kenceng berarti keras. Akhirnya disimpulkan penari tari topeng ireng dalam menari mereka akan berbaris lurus serta diiringi musik berirama keras dan energik penuh semangat.
Sedangkan gerakan tari topeng ireng meliputi gerakan kubro siswo, roded atau gandul muslimin, dan gerakan pencak silat. Namun, seiring waktu gerakannya juga terdapat improvisasi si penarinya. Tari topeng ireng juga disebut juga tari dayakan, karena kostumnya menyerupai pakaian adat suku Dayak. Topeng ireng juga terus mengalami inovasi, teruatam pada alat musik yang dipakai seperti penambahan seruling. (*)