UMBY Berdayakan Batik Jumputan ‘Mawar Jaya’
![kkn umby](https://i0.wp.com/siarpedia.com/wp-content/uploads/2020/02/jum.jpeg?resize=611%2C346&ssl=1)
Siarpedia.com, Sleman – Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menerjunkan mahasiswanya untuk melakukan pendampingan dan pelatihan, serta beberapa penyuluhan terhadap ibu-ibu dasawisma ‘Mawar Jaya’ pengrajin batik jumputan di Dusun Blambangan Kunden Jogotirto Berbah. Kelompok KKN ini di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UMBY Nugraeni SE MSc.
Pemaparan materi pertama mengenai penyuluhan marketing konvensional disampaikan oleh tim KKN UMBY Dian Cahyono yang menyampaikan tentang kelebihan dan kekurangan dari marketing konvensional itu sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Afrian Eka Pratama yang juga peserta KKN. Afrian Eka Pratama yang telah berkecimpung di dunia marketing online selama kurang lebih 8 tahun membagikan pengalamannya.
Selain itu, dalam pemaparan disampaikan cara melakukan riset pasar, membangun relasi, perbanyak testimoni, membangun kepercayaan dengan pelanggan dan calon pelanggan serta fokus dan konsisten. “Inti materi penyuluhan adalah marketing konvensional, marketing modern, serta penjelasan tentang penggunakaan sosial media,” ungkap Nugraeni SE MSc sebagaimana disampaikan Kepala Humas UMBY Widarto MM, Rabu, 26 Februari 2020.
Diakhir penutupan kegiatan KKN-PPM UMBY ini, perkumpulan dasawisma ‘Mawar Jaya’ memberikan umpan balik dan respon positif terhadap materi yang telah disampaikan dari pemateri dari Kelompok 4 KKN UMBY. Dengan demikian terjadi sharing atau tukar wawasan antara mahasiswa peserta KKN dariUMBY dengan masyarakat, khususnya dari dasawisma ‘Mawar Jaya’ yang konsen dalam bidang batik jumputan.
“Saya tertarik dengan materi yang telah disampaikan oleh teman-teman mahasiswa maupun narasumber dari UMBY, memang di paguyuban batik jumputan sendiri dalam pemasaran produknya masih menggunakan cara yang tergolong manual, kalau boleh bisa dibuatkan kelas tentang digital marketing agar ibu-ibu dari paguyuban dapat mengaplikasikannya,” harap Didit, warga masyarakat yang juga tokoh masyarakat setempat. (*)