Siarpedia.com, Sleman – Pemesinan adalah suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas dan alat potong, sehingga terbentuk komponen yang dikehendaki. Pemesinan ini merupakan proses yang paling banyak digunakan di dalam membuat suatu komponen mesin yang lengkap dan merupakan proses manufaktur yang berperanan sentral dalam pembuatan suatu unit peralatan atau mesin.
“Tujuan dari pembelajaran pemesinan ditekankan pada pencapaian kompetensi dalam dua hal, yaitu proses kerja dan hasil kerja (produk),” kata Prof Dr Ir Dwi Rahdiyanta MPd saat membacakan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Proses Pemesinan pada Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam Rapat Terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu, 15 Februari 2020.
Dwi Rahdiyanta membawakan pidato berjudul ‘Tantangan Pembelajaran Pemesinan di Era Revolusi Industri 4.0’, serta ditetapkan sebagai guru besar ke-151 UNY. Pria kelahiran Gunungkidul, 15 Februari 1962 tersebut mengatakan, tantangan dalam pembelajaran pemesinan moderen adalah berkaitan ketersediaan fasilitas mesin CNC (Computer Numerical Controlled) dan CAD/CAM (Computer Aided Design and Computer Aided Manufacturing).
Dikatakan, fasilitas mesin CNC dan CAD/ CAM di kampus/sekolah masih dirasa sangat kurang dan masih tertinggal dengan yang ada di industri. Hal ini mengakibatkan link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia industri bermasalah. Untuk mengatasi tantangan tersebut, sekaligus untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa di bidang pemesinan perlu dikembangkan model pembelajaran yang melibatkan secara langsung dunia industri atau dunia kerja.
Doktor bidang Ilmu Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNY tersebut memaparkan, dari model pembelajaran teaching industry di bidang pemesinan ini diharapkan muncul produk-produk penghiliran hasil riset dan inovasi perguruan tinggi yang diharapkan dapat masuk ke segmen pasar sebagai substitusi produk-produk impor, sehingga ketergantungan Indonesia terhadap produk impor khususnya dibidang komponen-komponen mesin dapat berkurang. (*)