Siarpedia.com, Yogyakarta – Penguatan ketahanan pangan dan derajat kesehatan masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun setiap pribadi sebagai masyarakat di Indonesia juga. Revolusi industri 4.0 pun diharapkan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri dan masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan dan peningkatan daya saing berbagai bahan pangan lokal.
“Inovasi pangan yang dilakukan harus berorientasi dan berdaya saing global tanpa tercabut dari akarnya, yaitu selalu berpijak pada kearifan potensi lokal Indonesia,” tegas Prof Dr Mutiara Nugraheni STP MSi saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pangan pada Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dihadapan Rapat Terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu, 15 Februari 2020.
Mutiara Nugraheni membawakan pidato pengukuhan guru besar berjudul ‘Pengembangan Produk Berbasis Tepung Lokal Untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia’. Rapat senat yang dipimpin jajaran senat UNY, juga dihadiri Rektor UNY Prof Dr Sutrisno Wibawa MPd tersebut menetapkan Mutiara Nugraheni sebagai guru besar ke-150 UNY.
Mutiara Nugraheni, wanita kelahiran Bantul, 31 Januari 1977, itu mengatakan, dominasi ketergantungan pada jenis pangan tertentu harus dikurangi dengan diversifikasi pangan berbasis karbolokal nonberas. Salah satunya dengan mengembangkan beras analog berbasis potensi lokal Indonesia, yang memiliki kualitas gizi baik, memiliki fungsi tertentu terkait pencegahan penyakit degeneratif, dan mendukung ke- tahanan serta kemandirian pangan Indonesia.
Dikatakan, Indonesia termasuk negara terbesar nomor 3 di dunia dengan keanekaragaman hayati dan hewani. Terdiri dari 100 jenis tumbuhan, umbi, dan serealia sebagai sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, 450 jenis buah-buahan dan hewani. “Namun belum semua potensi tersebut dimanfaatkan menjadi pangan yang dibutuhkan semua orang,” ungkap Mutiara Nugraheni, yang tercatat sebagai warga Wiyoro Kidul, Baturetno, Banguntapan. (*)