Peternakan UMBY Kembangkan Limbah Jadi Bioenergi

Siarpedia.com, Bantul – Industri peternakan merupakan salah satu bidang yang mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa. Apalagi, bidang ini berperan strategis untuk menyediakan kebutuhan pokok manusia, khususnya bidang pangan dan penyediaan protein hewani, mulai dari daging, susu dan telur. Meski begitu, industri peternakan mempunyai masalah cukup besar jika tidak ditangani dengan baik, salah satunya adalah berkaitan limbah kotoran ternak.
“Limbah kotoran ternak yang ada di masyarakat biasanya hanya digunakan untuk pupuk pertanian, padahal jika diberikan sentuhan teknologi, maka limbah kotoran ternak tersebut bisa menghasilkan bioenergi. Contoh bioenergi yang dapat dihasilkan adalah briket dan biogas,” ungkap Dosen Peternakan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Ir Setyo Utomo MP sebagaimana disampaikan Kepala Humas UMBY Widarto MM, Jumat, 14 Februari 2020.
Dijelaskan, biogas merupakan gas hasil proses fermentasi atau aktivitas anaerobik bahan-bahan organik yang bersifat biodegradabel dalam kondisi anaerobic. Contoh untuk bahan pembuatan biogas adalah kotoran ternak, kotoran manusia dan sampah organic. Sedangkan briket adalah sebuah blok yang dapat dibakar dan dimanfaatkan untuk bahan bakar, serta memiliki kemampuan mempertahankan nyala api. Semisal briket batu bara, arang, briket kotoran ternak.
Berkaitan hal tersebut di atas, Prodi Peternakan UMBY mengembangkan pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi bioenergi yang di implementasikan dalam mata kuliah pilihan. Yakni mata kuliah teknologi biogas dan pengolahan limbah. Dalam mata kuliah tersebut mahasiswa diajarkan tentang cara manajemen pengolahan limbah dengan teknologi tepat dan dapat memberikan manfaat yang luar biasa.
Dalam praktiknya mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut mendapatkan 1 sks teori dan 1 sks praktikum. Praktikum di UPT Teaching Farm UMBY. “Praktikum ini meliputi pemahaman instalasi biogas, studi kasus instalasi yang tidak berfungsi, memperbaiki saluran pipa instalasi, memodifikasi kompor gas, melihat dan menghitung tekanan gas yang dihasilkan serta uji fisik api yang dihasilkan,” ungkap Setyo Utomo, dosen pengampu mata kuliah tersebut. (*)